Senin, 23 November 2009

FESTIVAL BUDAYA BAHARI RAJA AMPAT 2010

KERANGKA ACUAN
FESTIVAL BUDAYA BAHARI KABUPATEN RAJA AMPAT 2010


1. Latar Belakang.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau, beraneka suku bangsa dan adat istiadat namun satu tujuan dan satu cita-cita bernegara sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkret mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut.
Tujuan dari bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Keadaan Topografi pada Wilayah Kabupaten Raja Ampat sebagian besar kurang lebih 80 % merupakan perairan dengan jumlah Pulau sebanyak 611 buah yang memisahkan pulau yang satu dengan pulau yang lain, sehingga kebijakan pembangunan kelautan pada masa yang akan datang di Kabupaten Raja Ampat diarahkan pada pola pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi. Hal ini sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Raja Ampat yaitu ‘’Terwujudnya Kabupaten Raja Ampat sebagai Kabupaten Bahari yang didukung oleh Potensi Sumber Daya Menuju Masyarakat Raja Ampat Madani Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia’’.


2. Nama dan tema Kegiatan
Nama kegiatan adalah Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat 2010. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah ”Dengan Semangat Budaya Bahari kita wujudkan Kabupaten Raja Ampat menjadi Kabupaten Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasiskan Kepentingan Nasional”
3. Tujuan
Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 ini bertujuan untuk:
1. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari, antara lain melalui :
(a) pendidikan dan penyadaran masyarakat tentang kelautan yang dapat diwujudkan melalui semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
(b) melestarikan nilai-nilai budaya serta wawasan bahari serta merevitalisasi hukum adat dan kearifan lokal di bidang kelautan; dan
(c) melindungi dan menyosialisasikan peninggalan budaya bawah air melalui usaha preservasi, restorasi, dan konservasi.
2. Meningkatkan dan menguatkan peranan sumber daya manusia di bidang kelautan yang diwujudkan, antara lain, dengan
(a) mendorong jasa pendidikan dan pelatihan yang berkualitas di bidang kelautan untuk bidang-bidang keunggulan yang diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja dan
(b) mengembangkan standar kompetensi sumber daya manusia di bidang kelautan. Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan dan penguatan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset, dan pengembangan sistem informasi kelautan.
3. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan yang meliputi
(a) perhubungan laut;
(b) industri maritim;
(c) perikanan;
(d) wisata bahari;
(e) energi dan sumber daya mineral;
(f) bangunan laut; dan
(g) jasa kelautan.
4. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut dilakukan melalui
(a) pengembangan sistem mitigasi bencana;
(b) pengembangan early warning system;
(d) pengembangan sistem pengendalian hama laut, introduksi spesies asing, dan organisme laut yang menempel pada dinding kapal; serta
(e) pengendalian dampak sisa-sisa bangunan dan aktivitas di laut.
5. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir dilakukan dengan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif skala kecil yang mampu memberikan lapangan kerja lebih luas kepada keluarga miskin.
4. Lokasi dan peserta Kegiatan
Kegiatan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 dipusatkan di Waisai Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Kegiatannya akan melibatkan Aparat Birokrasi, TNI/POLRI, LSM, Dunia Usaha, Pelajar dan Masyarakat yang tersebar pada 17 Distrik di Kabupaten Raja Ampat.
5. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 akan dilaksanakan mulai hari Minggu tanggal 2 Mei 2010 s/d hari Jumat tanggal 7 Mei 2010, mulai jam 16.00 – 22.00 WIT.
6. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang ditampilkan dalam Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 merupakan perpaduan berbagai acara yang saling memperkuat satu sama lain yang meliputi :
a. Pameran
Berbagai informasi disediakan dalam pameran ini sehingga pengunjung dapat mengetahui potensi bahari yang menghasilkan barang-barang bernilai ekonomis, berbagai masalah lingkungan serta pencegahannya. Di dalam kegiatan pameran ini melibatkan 17 Distrik se-Kabupaten Raja Ampat dan dilibatkan para mitra baik dari kalangan LSM maupun swasta untuk turut serta terlibat di dalam pameran.
b. Parade Alat Transportasi Tradisional
Melalui Parade dan Atraksi Alat Transportasi Tradisional para pengunjung diberikan informasi tentang Alat Transportasi Tradisional yang digunakan Masyarakat Raja Ampat jaman dahulu dalam mengarungi lautan.
c. Parade Alat Tangkap Ikan Tradisional
Melaui Parade dan Atraksi Alat Tangkap Ikan Tradisional para pengunjung diberikan informasi tentang Jenis Alat Tangkap Ikan Tradisional dan cara penggunaannya oleh Masyarakat Raja Ampat jaman dahulu.
d. Kuliner
Dalam Festival ini juga ditampilkan jenis-jenis kuliner yang merupakan khas Masyarakat Raja Ampat jaman dulu dengan menampilkan proses pengolahan mulai dari bahan mentah sampai siap saji, sebagai contoh sagu untuk papeda dimana akan diatraksikan proses pengolahan mulai dari batang sagu dibelah, ditokok sampai dengan jadi sagu.
e. Seni Anyaman dan Ukiran Tradisional
Ditampilkan seni membuat anyaman tradisional yang digunakan oleh Masyarakat Raja Ampat jaman dulu untuk keperluan sehari-hari seperti tikar dan sebagainya maupun sebagai cinderamata juga ditampilkan seni ukiran.
f. Pentas Kesenian Tradisional
Panitia juga akan mengadakan pertunjukan kesenian yang akan menampilkan kesenian tradisional asli masyarakat Kabupaten Raja Ampat maupun kesenian tradisional yang telah berkolaborasi dengan daerah lain dalam masyarakat Raja Ampat yang majemuk. Acara ini dimaksud melibatkan 17 Distrik se-Kabupaten Raja Ampat dan mengajak berbagai pihak terlibat di dalam kegiatan serta guna meramaikan acara dengan lebih banyak menarik perhatian pengunjung untuk datang ke acara Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 tersebut.
g. Lomba Olah Raga Air
Guna memeriahkan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 juga diadakan perlombaan Jenis-jenis olah raga air seperti :
a. Perahu Naga;
b. Perahu Ketinting;
c. Perahu Bebek;
d. Orientasi Bawah Air
h. Eksebisi Volley Pantai dan Sepak Bola Pantai.
Olah raga Volley Pantai dan Sepak Bola pantai ditampilkan dalam Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 namun hanya berupa pertandingan eksebisi yang melibatkan pengunjung.
7. Kegiatan Lain
Kurang lebih empat bulan sebelum Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010, panitia akan mengadakan kegiatan kampanye lewat radio dan media massa serta internet, yang tujuannya adalah memperluas dampak, agar lebih banyak orang mendapatkan informasi dan mempromosikan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010.
Panitia mengundang berbagai pihak yang peduli untuk turut meramaikan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010. Para mitra mengadakan kegiatan sendiri-sendiri, dan Panitia memberikan pelayanan manajemen.
8. Pembiayaan dan Bentuk Dukungan
Kegiatan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 dibiayai dari APBD Kabupaten Raja Ampat T.A 2010 dan dengan dukungan dari :
a. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta Departemen Kelautan dan Perikanan;
b. Provinsi Papua Barat T.A 2010;
c. Sponsor;
Adalah lembaga/perorangan yang memberikan bantuan pendanaan di atas Rp. 10.000.000,-.
Ada tiga jenis sponsor yaitu : sponsor tunggal, sponsor utama dan sponsor biasa. Penjelasan lebih jauh tentang ini dapat dilihat pada lembar penawaran sponsorship.

d. Pendukung
Pendukung adalah lembaga/perorangan yang bentuk bantuannya khusus atau dalam bentuk uang dengan nominal antara Rp.1.000.000,- sampai Rp.10.000.000,-. Kerjasama antara pemberi bantuan khusus dan tertuang dalam proposal dan perjanjian khusus. Contoh bentuk bantuan khusus :
 Stasiun radio yang memberi ruang untuk penyiaran ad lips (selama satu bulan, minimal tiga kali sehari) dan/atau talk show dengan durasi minimal 0.5 jam.
 Pihak-pihak atau perusahaan yang memberikan pinjaman kendaraan bagi persiapan dan pelaksanaan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010.
 Nama atau logo pendukung akan dicantumkan pada poster dan Baligo, di bagian bawah. Ukuran akan disesuaikan dengan disain poster dan baligo. Gambaran peletakan nama/logo dapat dilihat pada lampiran.
e. Mitra
Mitra adalah lembaga/kelompok/perorangan yang ikut serta menjadi penyelenggara atau mengadakan kegiatan yang terkait dengan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010. Contoh mitra adalah :
 Klub Selam MARINDA yang mengadakan acara eksebisi orientasi bawah air di lokasi kegiatan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010;
 Lembaga yang mengadakan pameran kegiatan lingkungan atau kegiatan lainnya di lokasi kegiatan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 seperti Conservation International (CI).
Mitra dipersilahkan mengatur kegiatannya sendiri, Panitia akan memberikan pelayanan pengelolaan kegiatan dasar seperti perijinan, lokasi dan koordinasi penempatan kegiatan.
Nama mitra akan dicantumkan di dalam baligo dan poster. Selain itu, Panitia juga mengumpulkan dana dengan menjual Harga Tanda Masuk ke Lokasi Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 kepada pengunjung/masyarakat.
9. Organisasi Pelaksana
Organisasi Pelaksana Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 ditetapkan dengan Keputusan Bupati Raja Ampat yang melibatkan unsur Birokrat, TNI/POLRI, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Dunia Usaha serta Masyarakat.
a. Panitia:
 Ketua : Ir. BECKY J. RAHAWARIN, MM
 Wakil Ketua : ALBERTH (CI)
 Sekretaris : Drs. U N T U N G
 Wakil Sekretaris : JOHAN MANPIOPER
 Bendahara : DJALALI, S.Sos
 Wakil Bendahara : MIKHA MIRINO
• Seksi Humas, Promosi dan Acara : HANOCK HAMADY
• Seksi Perlengkapan : ISKANDAR URBINAS
• Seksi Keamanan : POLAIRUD POLRES RAJA AMPAT
• Seksi Transportasi : Drs. BURHANUDDIN TAHER
• Seksi Kesehatan : Dr. ENGELBERTH WADER
• Seksi Konsumsi : PKK KABUPATEN RAJA AMPAT
 Koordinator Bidang Pameran : H A K I M
 Koordinator Bidang Parade Alat Transportasi Tradisional : SEM BELSERAN, S.Sos
 Koordinator Bidang Parade Alat Tangkap Tradisional: SYARIF
 Koordinator Bidang Kuliner : LUTHER BINTER
 Koordinator Bidang Seni Anyaman dan Ukiran : ALFARIS MAMBRAKU
 Koordinator Bidang Pentas Seni Tradisional : Ir. YUSDI LAMATENGGO
 Koordinator Bidang Olah Raga Air : WILLEM MAMBRASAR, MM
 Koordinator Bidang Eksebisi Volley Pantai dan Sepak Bola Pantai : SONY B
b. Alamat Sekretariat
Bagian Perlengkapan Setda Kabupaten Raja Ampat pada Kantor Bupati Raja Ampat di Waisai Distrik Waigeo Selatan Kabupaten Raja Ampat Papua Barat
Tel. :
Fax : (0411) 402650
E-mail :
Contact Person : Petrus Rabu, S.Fil. (0813 4456 5989)

c. Pendanaan
Dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. …………….. Rincian anggaran dapat diperoleh dari Panitia (hubungi melalui telepon atau email).
No Rekening :
Bank Bank Papua KCP Waisai
Nomor rekening : ........................................
a/n : ……………………../…………………………..
6. Penutup
Untuk menjamin keberhasilan Festival Budaya Bahari Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010 perlu disusun desain program yang meliputi perencanaan kegiatan, pembiayaan, organisasi pelaksanaan, mekanisme dan pola pelaksanaan kegiatan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk masing-masing kegiatan pada setiap bidang.
Waisai, November 2009
PANITIA FESTIVAL BUDAYA BAHARI KABUPATEN RAJA AMPAT
TAHUN 2010

SEKRETARIS, K E T U A,


Drs. U N T U N G Ir. BECKY J. RAHAWARIN, MM

Mengetahui:
BUPATI RAJA AMPAT,


Drs. MARCUS WANMA, M.Si

Minggu, 22 November 2009

Raja Ampat Raih Anugerah Pariwisata 2009


Ini merupakan prestasi luar biasa yang ditorehkan Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat pada tahun 2009 ini”
Tiga hari menjelang peringatan empat Tahun Kepemimpinan Drs. Marcus Wanma, M.Si dan Drs. Inda Arfan, pemerintah dan masyarakat Raja Ampat mendapat penghargaan istimewa sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang meraih penghargaan Anugerah Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Award) tahun 2009.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo, S.Pi, M.Si, Anugerah Pariwisata Indonesia Tahun 2009 tersebit diserahkan secara langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, yang berlangsung di Hotel Nikko, Jakarta, 13 November 2009.
Yusdi menjelaskan Anugrah Pariwisata Indonesia / Indonesia tourism award 2009 tersebut sebagai upaya mendorong pengembangan pariwisata di Indonesia , dimana Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI dan Majalah SWA menyalenggarakan Anugrah Pariwisata Indonesia / Indonesia Tourism Award [ITA] 2009. “Anugrah pariwisata Indonesia /Indonesia Tourism Award [ITA] 2009 ini merupakan apresiasi dan penghargaan kepada Kepala Daerah dan pelaku industri Pariwisata yang telah berjasah memberikan simbangsi dalam mengembangkan Pariwisata di Indonesia,” kata Yusdi.
Anugrah Pariwisata Indonesia 2009 yang untuk pertama kali diselenggarakan ini diharapkan menjadi motivasi bagi kepala daerah dan para pelaku industri pariwisata,juga pemangku kepentingan indistri wisata lainnya. Kepala Daerah yang menjadikan Pariwisata sebagai salah satu unggulan didaerah diharapkan akan semakin memajukan industri Pariwisata di Indonesia dimasa yang akan datang. Anugerah Pariwisata Tahun 2009 dibagi dalam tiga kateogri, antara lain; Pertama, Indonesia Best Destination. Penghargaan ini diberikan kepada Kota/ Kabupaten terbaik yang proses pemelihannya dilakukan melalui survei di kota / Kabupaten yang masuk nominasi . Dalam hal ini, penilaian dilakukan terhadap aspek ; kebersihan , informasi wisata , kewajaran biaya, promosi, keragaman obyek, keamanan, keunikan obyek, dan keramahan . Selain iti juga penilaiyan dilakukan terhadap seberapa besar wisatawan merekomendasikan kepada Wisatawan lain untuk mengunjungi kota / Kabupaten tersebut. Diantara Kota / Kabupaten tersebut adalah ; Kota Yogyakarta, Denpasar, Surabaya, Bandung , Solo, Lombok barat dan Manado.
Kedua, The Most Favorite in Tourism Industry. Penghargaan ini diberikan kepada para peyedia jasah di sector-sektor yang termasuk dalam cakupan industri Pariwisata, yaitu bagi para pengusaha hotel. Ketiga, Tourism Special Award. Pengargaan khusus ini di berikan kepada kota/kabupaten yang memiliki keungulan dan keunikan.Tolak ukur yang dinilai investari Industri, inovasi, keunikan dan daya tarik sebagai daerah tujuan wisata.
Diantara penerima penghargaan kategori ini adalah Kabupaten Raja Ampat, Mangarai Barat, Kota Purbalingga. Malam Penyeraan Anugerah Pariwisata Indonesia ini Kabupaten Raja Ampat diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Kebudayaan dan Pariwisata.
Yusdi menjelaskan pada penyeraan Anugrah Pariwisata Indonesia tahun 2009, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata membrikan pesan khusus kepada pemerintah dan masyarakat Raja Ampat agar tetap menjaga kelestarian lingkungan menjaga keamanan dan kenyamanan wisatwan selama berada di Raja Ampat. “Beliau meminta agar hal ini tetap di pertahankan. Dengan adanya apresiasi ini , di harapkan para Kepala Daerah dan para pelaku Bisnis Pariwisata terpacu untuk memajukan dunia Pariwisata di Indonesia,” ujar Yusdi menirukan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI.
Kata Yusdi, ia juga berharap serta sangat optimis pada tahun 2010 nanti Raja Ampat tetap menerima penghargaan ini dan kalau bisa masuk dalam Indinesia Best Destination atas perhatian dan kepedulian sangat besar dari Bupati Raja Ampat Drs. Marcus Wanma, M.Si dalam membangun Pariwisata manjadi jaminan utama dari harapan Bapak Mentri tersebut. Pemberian Anugrah Pariwisata Indonesia Tahun 2009 Kepada Kabupaten Raja Ampat ini merupakan kado Manis Pemerintahan MARINDA yang ke IV yang jatuh pada tanggal 16 November 2009. Rasa –rasanya tidaklah berlebihan bilah menyatakan bahwa pada tahun ke IV Pemerintahan Drs. Marcus Wanma, Msi dan Drs. Indah Arfan, Kabupaten Raja Ampat suda bisa di sejajarkan malah melebihi Kabupaten/ Kota lainnya yang telah lebih dulu lahir Khususnya dalam dalam pengembangan Pariwisata . “Ini merupakan prestasi luar biasa yang ditorehkan Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat pada tahun 2009 ini,” ungkap Yusdi. By. Petrus Rabu.

Sambutan Ketua Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat

SAMBUTAN KETUA CCEB/DPMP
PADA PERTEMUAN DEWAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN RAJA AMPAT
WAISAI, 23 NOVEMBER 2009

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Dan Selamat Pagi

Yth. Kapolres Raja Ampat
Yth. Sekda Kabupaten Raja Ampat
Yth. Pejabat eselon II dan III di Lingkungan Pemda Raja Ampat
Yth. Ketua Program Manager Unit dan staf Coremap II Raja Ampat
Yth. Pimpinan Organisasi LSM, CI dan TNC

Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, tokoh Wanita, Pengurus dan anggota Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat serta undangan yang berbahagia

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenananya, kita dapat bertemu di tempat ini dalam rangka Pertemuan Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat.

Patut disyukuri pula, bahwa Kabupaten Raja Ampat, dimana kita hidup dan berada, dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Di satu sisi menuntut upaya-upaya perlindungan, pelestarian dan pengelolaan secara bijaksana, namun disisi lain ada indikasi pengelolaan dan pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya prefentif sehingga pengelolaan sumber daya alam di kabupaten berkelanjutan.

Hadirin yang saya hormati,

Munculnya Program Rehabilitasi Terumbu Karang Tahap Ke-2 atau Coremap II merupakan salah satu jawaban agar sumber daya pesisir kita tetap lestari dan memberikan jaminan kehidupan bagi masyarakat Raja Ampat. Terpilinya kabupaten Raja Ampat sebagai salah dari tujuh daerah program Coremap II dikarenakan Raja Ampat memiliki terumbu karang terindah dan berada tepat di jantung penyebaran terumbu karang dunia. Karena itu, berkat dana pinjaman Bank Dunia serta alokasi anggaran tahunan sebesar 10 % dari APBD Kabupaten Raja Ampat, program Coremap II sebagai kerja sama antara Pemda Raja Ampat dengan Departemen Kelautan dan Perikanan digagas untuk menjaga kelestarian dan keutuhan terumbu karang yang bertebaran di kawasan pesisir bumi baharí Raja Ampat.

Dan selama kurun waktu lima tahun terakhir, Coremap II Raja Ampat bukan hanya memfokuskan diri pada upaya pelestarian terumbu karang tetapi juga terlibat secara aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat pesisir di Raja Ampat, seperti upaya-upaya menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan, yang tentunya bermuara pada terciptanya kemandiran permanen dalam kehidupan masyarakat.

Kualitas kesadaran masyarakat ini diukur dari kebeadaan kualitas lingkungan, peningkatan pendapatan atau income serta peningkatan kapasitas lembaga pengelolaan terumbu karang. Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir yang dilakukan Coremap II melalui bantuan dana pinjaman baik kepada individu maupun kelompok wirausaha di tiap-tiap kampung pendampingan bertujuan memperkuat sendi-sendi perekonomia masyarakat pesisir.

Hadirin dan Anggota Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir yang saya hormati,

Sebentar lagi, program Coremap II di Raja Ampat akan berakhir. Saat ini pemerintah sedang melakukan negosiasi dengan Pihak Bank Dunia untuk keberlanjutan program rehabilitasi terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat. Selaku Ketua Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir sekaligus sebagai Bupati Raja Ampat, saya menyampaikan terima kasih banyak dan penghargaan setingginya kepada semua pihak: Pengurus dan Anggota Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Ketua Program Manager Unit dan seluruh staf Coremap II Raja Ampat yang dengan setia dan tekun melakukan pendampingan dan pembinaan bagi pemberdayaan masyarakat Raja Ampat.

Saya berharap, apa yang dicapai Coremap II dapat dilanjutkan oleh Instansi Teknis terkait di Kabupaten Raja Ampat. Coremap II hanya sebagai penginisiasi tetapi upaya pelestarian terumbu karang, peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Raja Ampat merupakan tanggunjawab kita semua, khususnya Satuan Perangkat Kerja Daerah di lingkungan pemda Raja Ampat.
...................................................................
Saya juga berharap pertemuan yang kita lakukan hari ini memberikan kontribusi pemikiran dan rekomendasi bagi arah kebijakan pembangunan Kabupaten Raja Ampat. Semoga apa yang kita lakukan hari ini membawa kesejahteraan bagi masyarakat Raja Ampat di masa-masa yang akan datang.

Sekian dan terima kasih

KETUA DEWAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PESISIR



DRS. MARCUS WANMA, M.SI

Kamis, 19 November 2009

PNPM Mandiri DKP Raja Ampat


PNPM Mandiri DPK Raja Ampat Serahkan BLM
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat menyerahkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada kelompok usaha budidaya rumput laut di beberapa distrik dan kampung di Raja Ampat. Pemberian BLM ini merupakan tahapan dari PNPM Mandiri di bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Raja Ampat sebagai perangsang/stimulant bagi kelompok masyarakat pembudidaya, khususnya budidaya rumput laut. “Penyerahan BLM ini kita awali dengan identifikasi dan sosialisasi sehingga bantuan ini betul-betul mencapai tujuan dan sasarannya,” terang Windy Hartono, Kepala Bidang Usaha Tani dan Nelayan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat.
BLM ini diserahkan langsung ke keluarga yang tergabung dalam kelompok usaha budidaya dengan total BLM Rp. 2 juta/kepala keluarga,. Berupa bantuan sarana dan prasaran produksi dengan total biaya sebesar Rp. 1,5 juta, sedangkan biaya operasional dalam bentuk tunai sebesar Rp. 5.00.000. Adapun kampung-kampung yang menerimam BLM tersebut, yang selama ini warganya fokus pengembangan rumput laut adalah Wamega, Jefman dan Samate di Distrik Salawati Utara. Juga kampung Waigama, Solal dan Atkari di Distrik Misool Selatan. “Semua KK di kampung tersebut mendapatkan bantuan yang sama, tapi juga berdasarkan hasil indentikasi tentang kelayakan menerima bantuan, seperti adanya usaha budidaya,” ujar Windy
Sejauh ini kegiatan PNPM Mandiri DKP Raja Ampat telah membuahkan hasil. Setidaknya, sejak adanya program ini, sudah tiga kali masyarakat melakukan panen rumput laut dengan total antara 1.5 ton -3 ton rumput laut kering per kampung dengan harga Rp. 3000/kg.
“Untuk pemasaran kita menggunakan cluster. Cluster satu itu adalah pembudidaya, dan cluster kedua adalah pembeli local dan cluster ke-3 adalah pengusaha yang memiliki kapal penampung. Masyarakat sebagai cluster pertama menjual kepada cluster kedua atau pembeli local dengan harga Rp. 3000/kg rumput laut kering. Ini harga standar bagi seluruh Raja Ampat,” tambah Marthen Rio Bartolomeus, Kepala Seksi Budidaya, DKP Raja Ampat. By. Petrus Rabu for media

Biar Bertahta di Tengah Samudera


oleh: Petrus Rabu
Staf Humas dan Protokol Pemda Raja Ampat

Laut menjadi citra yang menunjukan eksistensi bangsa Indonesia. Julukan negara kepulauan atau negara maritim menjadi identitas khas bangsa ini sejak zaman nenek moyang. Negara kita memiliki kurang lebih 17.000 buah pulau. Dan, laut memiliki luasan dominan dari daratan. Sayangnya laut belum optimal memberikan makna bagi keberadaan masyarakat. Berbagai factor mempengaruhinya. Salah satunya adalah pengelolaan laut yang belum efektif dan efesien. Bahkan hasil sumber daya laut cendrung menurun. Eksistensi negara maritim pun harus terbenam dibawah bayang-bayang paradigma pembangunan yang kedarat-daratan. Maka garis kemiskinan membentang luas sepajang pesisir dan pantai bangsa ini.

Perubahan paradigm pembangunan sentralistik ke desentralistik membawa aza baru bagi masyarakat. Otonomi daerah sebagai pelimpahan kewenangan, diharapkan mampu merubah paradigma pembangunan yang dianut selama ini. Saatnya berfokus pada laut dan dikelola secara bijak dan berkelanjutan sehingga rakyat tetap lestari dan sejahtera, bukan saja untuk sesaat atau satu generasi tetapi melampaui sang waktu. Idealism ini tentunya membutuhkan keterlibatan dan komitmen semua pihak, baik dari sisi kebijakan maupun dukungan masyarakat setempat.


Raja Ampat dan KKLD

Sebagaimana bangsa yang besar, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Raja Ampat pun melihat laut sebagai citra yang menunjukkan keperibadiannya. Fakta tak terpungkiri bahwa 80 % dari luas wilayah Raja Ampat terdiri dari laut dengan gugusan pulau besar dan kecil. Ditambah kondisi demografis yang 90 % penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Mengantungkan hidupnya dari sumber daya laut. Laut menjadi sandaran hidup.

Karena itu, maka Pemda Raja Ampat menempatkan sektor kelautan sebagai skala prioritas pembangunan. Hal ini ditandai dengan penetapan kabupaten Raja Ampat sebagai kabupaten bahari. Juga dalam rangka mewujudkan masyarakat madani melalui sektor bahari. Diharapkan visi dan penetapan tersebut membuka jalan bagi masyarakat menuju masa depan yang lebih baik. “Laut adalah masa depanku. Dari laut aku hidup. Ini adalah moto kita di Kabupaten Raja Ampat,” kata Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si.

Kendatipun dari laut kita hidup, itu bukan berarti pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut harus berlebihan, over fishing. Apalagi dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan seperti bom dan potassium. Motto “dari laut aku hidup” memiliki muatan filosofi yang mendalam. Sepanjang laut ada maka akupun ada. Artinya, kehidupan masyarakat Raja Ampat, baik masa kini, masa yang akan datang sangat bergantung pada sumber daya laut. Motto itu mengisyaratkan satu hal bahwa laut menjamin sebuah kehidupan yang lebih baik untuk generasi Kabupaten Raja Ampat yang melampui ruang dan waktu. Karenanya, laut sejatinya membuat kita boleh “meraja” atas di kehidupan ini.

Caranya? Hanya satu, laut dikelola secara berkelanjutan dan lestari. Karena itu, berlandas pada visi menuju kehidupan yang lebih baik itulah maka pemda Raja Ampat bekerja sama masyarakat dan LSM Internasional, seperti The Nature Conservancy (TNC) dan Conservation International (CI) mendeklarasikan dan menetapkan enam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) di perairan Raja Ampat. KKLD tersebut diharapkan memberi makna bagi kehidupan masyarakat Raja Ampat dalam seluruh sektor kehidupannya, baik secara sosial, ekonomi, politik dan pendidikan. “KKLD itu semacam bank tabungan ikan, karena di sana ada zona yang memang tidak boleh ada penangkapan. Tujuannya membiarkan ikan bertelur dan berkembang biak,” ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat, Ir. Becky Rahawarin, MM.

Tapi persoalananya, bahwa sejak dideklarasikan dua tahun silam, KKLD Raja Ampat belum dikelola secara maksimal. Selama ini KKLD yang telah ditetapkan melalui Perda No. 27 tahun 2008 tersebut hanya diurus oleh sebuah “seksi” kecil di bawah Dinas Perikanan dan Kelautan Raja Ampat. Inilah persoalannya. Para pakar pengelolaan konservasi perairan menilai tugas tersebut tidak mudah dan sangat tidak maksimal jika hanya diurus oleh sebuat unit kegiatan yang kecil jika dipautkan luas KKLD yang mencapai 1, 12 juta Ha. “Ada enam KKLD di Raja Ampat, tersebar di perairan Raja Ampat, kalau hanya diurus bagian kecil dari dinas perikanan, saya pikir ini tidak optimal,” ujar Alberth Nebore, yang di damping Christovel Rotinsulu, manager pengelolaan berbasis ekosistem di Raja Ampat.

Lembaga Khusus


Berkaitan dengan pengelolan KKLD di Kabupaten Raja Ampat, Sangeeta Mangubhi, pimpinan TNC Raja Ampat mengatakan konservasi memiliki kaitan erat dengan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Raja Ampat. Sebagai hasil penelitian TNC dan CI bahwa Raja Ampat merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi saat ini. Oleh karena itu, Sanggeta mengakui penetapan KKLD yang seluas 1,1 juta Ha di Raja Ampat merupakan komitmen dan aksi pada pelestarian sumber daya laut di jatung segitiga karang dunia. "Raja Ampat mempunyai kontribusi yang besar pada konservasi laut," ujar Sangeeta, yang kelahiran Negara Fiji.

Sementara itu, Albert Nebore, S.Psi menegaskan sebagai mitra pemerintah, CI, TNC dan WWF dengan semangat kepedulian akan menjadi bagian pemerintah dalam upaya pelestarian alam dan manusia. Roh utama LSM (NGO) adalah kemitraan. Kehadirian LSM di Raja Ampat dalam rangka dedikasi dan kemitraan dengan pemerintah dalam menghadapi tantangan global dan kondisi riil masyarakat lokal yang miskin ditengah kelimpahan sumber daya alam.
LSM bersama pemerintah, kata Albert, memasukan isu lingkungan dalam pembangunan demi sebuah kualitas hidup yang lebih baik. Kualitas hidup yang diungkapkan Albert, tidak lain adalah gambaran dari sebuah kehidupan yang layak, sehat dan sejahtera jasmani dan rohani melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. ”Penetapan KKLD merupakan pintu gerbang bagi masyarakat Raja Ampat menuju kehidupan yang berkualitas dimasa yang akan datang, ”tandas Albert.
Dua LSM internasioanl yang kecimpung pada isu konservasi di Raja Ampat merekoemdasikan untuk pembentuk lembaga khusus bagi pengelola KKLD di Raka Ampat. Dan berdasarkan rsapat konsultasi antara pemerintah dan kedua lembaga tersebut maka direkomendasikan pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Kaitan dengan rekomendasi pada pertemuan tersebut, Bupati Drs. Marcus Wanma, M.Si mengakui sangat strategis bagi pemerintah daerah tentang penting konservasi di Raja Ampat. Dalam menjaga keberlangsungan SDA di Raja Ampat, khusus bagaimana pengelolaannya. Bupati mengakui peran LSM sangat penting dalam pengelolaan SDA di Raja Ampat. ”Ternyata pemda Raja Ampat tidak sendirian saja dalam upaya konservasi di Raja Ampat,” ujar Marcus Wanma.

”Berkat usaha kita bersama, maka sebagaimana yang kita ketahui saat ini, kita memberikan kontribusi yang besar bagi kegiatan konservasi. Kita telah menetapkan 1,1 jt Ha kawasan konservasi laut di Raja Ampat. Tentunya menjadi sumbanganbesar bagi dunia internasional dalam menghadapi krisis lingkungan,” lanjut Bupati.

Oleh karena itu, bupati berharap rekomendasi yang dihasilkan untuk membentuk badan sendiri bagi pengelolaan KKLD di Raja Ampat harus diwujudkan sehingga KKLD memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Dengan demikian, laut Raja Ampat bukan saja sebagai raja yang tertidur tetapi akan menjadi raja yang selalu memberikan kejayaan bagi masyarakat Raja Ampat bukan saja saat ini tetapi juga di masa yang akan datang. Bupati mengakui, UPTD ini bukan saja KKLD, tetapi juga bagi sejumlah potensi yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), di lingkungan Pemda Raja Ampat. (petrus rabu)
b

Selasa, 17 November 2009

Kelola KKLD, Pemda dan LSM Bentuk UPTD


Pemerintah Kabupaten Raja Ampat difasilitasi dua lembaga konservasi, Conservation International (CI) dan The Nature Conservancy menggelar lokakarya Persiapan Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas yang akan mengelola enam Kawasan Konservasi Laut Daera di Kab...upaten Raja Ampat. Lokakarya yang berlangsung di Makasar tanggal 13 – 14 November 2009 ini dihadiri Wakil Bupati Raja Ampat, Drs. Inda Arfan, pimpinan CI Raja Ampat, Albert Nebore, Pimpinan TNC Raja Ampat yang diwakili Lukas Rumetna, Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemda Raja Ampat serta utusan pemda Kaimana masing-masing Yusak Erauw, S.Sos, M.Si (Bappeda) dan Jonas Tetelepta, S.Pi (DKP) serta para pegiat lingkungan.
Wakil Bupati Raja Ampat, Drs. Inda Arfan saat membuka kegiatan dimaksud menjelaskan dalam menjaga kesinambungan potensi sumber daya alam di Raja Ampat, pemerintah bekerja sama dengan LSM CI dan TNC telah menetapkan enam KKLD di perairan Raja Ampat, yang luasnya mencapai 1,2 juta Ha. Penetapan KKLD di Raja Ampat ini, kata Wakil bupati merupakan sebuah Komitmen yang sangat penting yang ditunjukkan Pemerintah, para pihak termasuk masyarakat adat Raja Ampat untuk bersama-sama bertekad menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati laut di Raja Ampat bagi kepentingan pemerintah, masyarakat serta anak cucu dikemudian hari.
Namun Wakil Bupati mengakui, sejak penetapan tahun 2006 oleh Bupati Raja Ampat dan penetapan secara nasional oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Fredy Number pada tahun 2007 lalu sampai saat ini pengelolaan ke-6 KKLD di bumi bahari Raja Ampat tersebut belum optimal, sebab belum ada badan atau unit kerja yang secara khusus memperhatikan dan mengelola kawasan tersebut.

“Bagaimana rancangan model kelembagaan KKLD, siapa yang akan mengelola, bagaimana penegakan hukum serta bagaimana pendanaan KKLD-KKLD tersebut adalah merupakan sejumlah pertanyaan dan sekaligus tugas yang masih harus dipikirkan dan diselesaikan oleh kita bersama agar peruntukkan dan pengelolaan KKLD-KKLD tersebut akan berjalan sesuai cita-cita dan tujuan kita bersama, “ ungkap Inda Arfan.
Wakil bupati berharap, lokakarya pembentukan UPTD KKLD Raja Ampat ini akan mendapatkan input berupa ide-ide konseptual mendukung upaya pembentukan sebuah UPTD yang akan berfungsi sebagai lembaga resmi yang akan mengelola KKLD Raja Ampat. “Saya berharap, hasil yang dirumuskan dalam lokakarya ini menjadi konsep dasar UPTD yang akan berfungsi sebagai lembaga pengelola KKLD Raja Ampat,” harap Inda.
Lokakarya yang ditutup tanggal 14 November 2009 oleh Sekda Raja Ampat, Abner Kaisiepo, S.Sos tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi seperti, UPTD KKLD Kabupaten Ampat terbentuk sebelum tanggal 30 November 2009 berdasarkan peraturan bupati Raja Ampat, Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat sebagai SKPD induk, menyiapkan rencana anggaran untuk disampaikan pada sidang Anggaran DPRD Raja Ampat agar mendapat persetujuan Dewan terhadap adanya alokasi anggaran pada UPTD yang telah terbentuk, termasuk dalam anggaran itu adalah pembiayaan menyangkut aktivitas yang akan dilakukan oleh UPTD dalam rangka mempersiapkan pembentukan BLUD. UPTD dan SKPD Induk diberikan mandat/tugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), termasuk struktur, tupoksi dan SDM pada BLUD UPTD. Adapun pemateri dalam lokakarya tersebut adalah Galinggi dari Biro Organisasi Depdagri, Bejo Mulyono, Ditjen Bina Adminitrasi Keuangan Daerah Depdagri serta Mark Erdman, ahli biologi Laut CI Indonesia. by. petrus rabu for media

HUT Ke- 4 Marinda, Raja Ampat Raih Tourism Award 2009

Suasana Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat, Senin, 16 November 2009 begitu ramai. Ribuan masyarakat Raja Ampat, memadati Pantai WTC (Waisai Tercinta) untuk mengikuti malam puncak peringatan Hari Ulang Tahun Ke-4 Kepemimpinan Bupati Drs. Marcus Wanma, M,Si dan Wakil Bupati, Drs. Inda Arfan yang... biasa dipanggil Marinda. Group Band Abreso yang berasal dari Jakarta tampil memukau dengan mendendangkan berbagai jenis lagu untuk menghibur masyarakat Raja Ampat.
Pada malam puncak peringatan HUT ke-4 Marinda ini, selain acara resepsi juga diadakan penyerahan hadiah bagi kejuaraan bola volley, footsal dan lomba pembuatan baliho. Untuk pertandingan bola volley, juara satu diraih tim bola volley dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Raja Ampat yang mendapatkan piala, piala bergilir dan uang pembinaan sebesar Rp. 15 juta, juara dua diraih oleh tim bola volley Kabupaten Sorong Selatan yang mendapatkan piala dan uang pembinaan sebesar Rp. 10 juta, juara tiga diraih tim bola volley Gahal yang mendapatkan piala dan uang pembinaan sebesar Rp. 7,5 juta, dan juara empat diraih oleh tim bola volley Polres Raja Ampat mendapatkan piala dan uang pembinaan sebesar Rp. 5 juta. Selain itu, bupati Raja Ampat juga menyerahkan hadiah bagi juara footsal dan lomba baliho yang diikuti SKPD di lingkungan pemda Raja Ampat. Untuk lomba baliho, keluar sebagai baliho terbaik berdasarkan penilaian dewan juri adalah Dinas Pendidikan dan Pengajaran, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Disamping menyerahkan hadiah bagi juara-juara pertandingan dan perlombaan dalam rangka HUT ke-4 Marinda, Bupati Raja Ampat juga menyerahkan bantuan buku tulis dan buku paket kepada siswa-siswa di Raja Ampat mulai dari Taman Kanak sampai dengan Sekolah Menengah Lanjutan Atas serta bantuan motor temple bagi kepala sekolah di Raja Ampat. Penyerahan ini sebagai wujud kepedulian Pasangan Marinda akan dunia pendidikan di bumi bahari Raja Ampat.
Selain Marinda memberikan hadiah. Malam itu juga Marinda mendapatkan kado istimewa dari pemerintah Indonesia melalui Departemen Kebudayaan dan pariwisata sebagai kepala daerah yang peduli dan komitmen pada pengembangan pariwisata di tanah air. Dimana Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu daerah di tanah air yang mendapatkan Anugerah Pariwisata Indonesia tahun 2009 atau Tourism Award 2009. Penghargaan ini diberikan atas kepedulian Wanma terhadap pelestarian lingkungann dan pengembangan sector pariwisata di Kabupaten Raja Ampat sehingga menjadi daerah kunjunagn wisata yang unik.
Wanma mengakui anugerah tersebut sebagai kepercayaan dan tanggung jawab bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Raja Ampat untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan serta potensi budaya guna memajukan dunia pariwisata di tanah air. Oleh karena itu, ia menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia, lebih khusus kepada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia yang telah menggagas penganugerahan yang pertama kali dilakukan di nusantara ini. Ia juga berharap agar masyarakat tetap menjaga dan melestarikan pontensi wisata serta menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan dunia wisata di Kabupaten Raja Ampat.
Sementara itu, kaitan dengan peringatan HUT ke-4 Marinda, Wanma mengatakan perjalanan kepemimpinan Marinda dalam membangun Kabupaten Raja Ampat tak terlepas dari keterlibatan semua elemen masyarakat sehigga secara bertahap, kabupaten Raja Ampat menunjukkan jati dirinya sebagai kabupaten yang tak kalah bersaing dengan daerah lain yang lebih awal sebagai daerah otonom. Dikatakan Wanma, sejarah akan tetap dikenang ketika menjadi milik dan memiliki banyak orang. Sejarah setahun kepemimpinan Marinda di usia keempat merupakan sejarah masyarakat, karena melibatkan masyarakat dan memiliki masyarakat didalamnya. Oleh karena itu, peristiwa demi peristiwa yang terjadi setahun, kata Wanma diharapkan memberikan warna baru bagi agenda dan perjalanan hidup masyarakat Raja Ampat dalam melanjutkan karya-karya yang lebih besar.
Diakhir doa dan harapan itu, Wanma berpesan masyarakat terus dan tetap terlibat dalam pembangunan Kabupaten Raja Ampat. By. Petrus Rabu

Rabu, 11 November 2009

RAJA AMPAT, RAJANYA WISATA BAWAH LAUT



Bicara keindahan bawah laut, Raja Ampat adalah rajanya, Kabupaten tang terletak di ujung Barat Pulau Papua ini memiliki taman laut terindah, karena terletak di jatung penyebaran terumbu karang dunia (coral triangle). Berbagai sumber, menenggarai perairan Raja Ampat merupakan salah s...atu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.

Bila Anda penikmat panorama kehidupan bawah laut, coba bandingkan lokasi yang Anda ketahui dengan kawasan laut di Kepulauan Raja Ampat. Selain panorama indah di atas permukaan laut, biota di dalam laut pun menjanjikan keindahan. Berbagai jenis ikan bermacam ukuran dan warna hilir mudik tiada henti. Beraneka ragam karang keras dan lunak menambah semarak kehidupan. Akan tetapi, informasi keindahan alam di sini tidak ditemui dalam buku panduan wisata reguler di Indonesia. Segala cerita dan foto mengenai daerah ini justru berasal dari dunia internet.

Banyak orang asing yang berprofesi sebagai peneliti kehidupan laut, penyelamprofesional, fotografer, atau turis biasa membuat situs tentang kehidupan bawahair laut Raja Ampat. Mereka ratarata terkesan dengan keindahan alam bawah airKepulauan Raja Ampat.

Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalamsebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah baratutara Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempatdiidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.

Dari 450 jenis karang itu, tujuh jenis di antaranya merupakan temuan baru bagi dunia ilmu pengetahuan karang dan belum pernah ditemukan di dunia lain. "Menemukan karang dalam satu kali kunjungan, belum pernah saya temukan selama hidup. Bahkan, belum ada penelitian karang yang dapat menemukan lebih dari 450 jenis karang," tutur Veron.

Serupa dengan Veron, Gerry Allen, ahli ikan karang dan ikan air tawar yang telah bekerja 25 tahun di seluruh dunia, mengaku belum pernah memiliki pengalaman seperti yang diperolehnya di Kepulauan Raja Ampat. Di sana ia menemukan sejumlah keindahan taman laut yang paling indah dan murni dari seluruh taman laut di Indonesia.

"Luar biasa. Baru kali ini saya berhasil menghitung 283 jenis ikan karang
dalam satu kali penyelaman selama 80 menit. Ini adalah rekor tertinggi dalam karier penelitian saya," kata Allen yang telah menulis ratusan buku tentang ikan itu.

Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 535 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1074 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans.

Angka-angka tersebut melebihi hasil temuan dengan metode yang sama di kawasan Milne Bay (Papua Nugini), Pulau Bunaken dan Kepulauan Togean. "Penemuan ini membuktikan dugaan sebelumnya bahwa Raja Ampat menjadi pusat penyebaran karang di dunia," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat J Becky Rahawarin.
Untuk menjaga kelestarian bawah laut Kepulauan Raja Ampat, pemerintah telah menetapkan enam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD), yakni Wayang saying, selat dampier, teluk mayalibit, Kofiau, Ayau-asia, Misoo. KKLD bertujuan sebagai tempat ikan berkembang dan bertelur. Luas KKLD tersebut mencapai, 1,2 juta Ha dan memberikan sumbangan besar bagi upaya pelestarian kehati di Indonesia.

Atas jasanya menginisiasi pembentukan kawasan konservasi laut, Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M,si mendapat penghargaan sebagai bupati yang peduli konservasi kelautan di Indonesia, penghargaan itu baik berasal dari The Nature Conservancy, maupun pemerintah Indonesia saat World Ocean Confrence (WOC) di Menado belum lama ini. By. Petrus Rabu-HUMAS Raja Ampat

RAJA AMPAT, RAJANYA WISATA BAWAH LAUT

Bicara keindahan bawah laut, Raja Ampat adalah rajanya, Kabupaten tang terletak di ujung Barat Pulau Papua ini memiliki taman laut terindah, karena terletak di jatung penyebaran terumbu karang dunia (coral triangle). Berbagai sumber, menenggarai perairan Raja Ampat merupakan salah s...atu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.

Bila Anda penikmat panorama kehidupan bawah laut, coba bandingkan lokasi yang Anda ketahui dengan kawasan laut di Kepulauan Raja Ampat. Selain panorama indah di atas permukaan laut, biota di dalam laut pun menjanjikan keindahan. Berbagai jenis ikan bermacam ukuran dan warna hilir mudik tiada henti. Beraneka ragam karang keras dan lunak menambah semarak kehidupan. Akan tetapi, informasi keindahan alam di sini tidak ditemui dalam buku panduan wisata reguler di Indonesia. Segala cerita dan foto mengenai daerah ini justru berasal dari dunia internet.

Banyak orang asing yang berprofesi sebagai peneliti kehidupan laut, penyelamprofesional, fotografer, atau turis biasa membuat situs tentang kehidupan bawahair laut Raja Ampat. Mereka ratarata terkesan dengan keindahan alam bawah airKepulauan Raja Ampat.

Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalamsebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah baratutara Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempatdiidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.

Dari 450 jenis karang itu, tujuh jenis di antaranya merupakan temuan baru bagi dunia ilmu pengetahuan karang dan belum pernah ditemukan di dunia lain. "Menemukan karang dalam satu kali kunjungan, belum pernah saya temukan selama hidup. Bahkan, belum ada penelitian karang yang dapat menemukan lebih dari 450 jenis karang," tutur Veron.

Serupa dengan Veron, Gerry Allen, ahli ikan karang dan ikan air tawar yang telah bekerja 25 tahun di seluruh dunia, mengaku belum pernah memiliki pengalaman seperti yang diperolehnya di Kepulauan Raja Ampat. Di sana ia menemukan sejumlah keindahan taman laut yang paling indah dan murni dari seluruh taman laut di Indonesia.

"Luar biasa. Baru kali ini saya berhasil menghitung 283 jenis ikan karang
dalam satu kali penyelaman selama 80 menit. Ini adalah rekor tertinggi dalam karier penelitian saya," kata Allen yang telah menulis ratusan buku tentang ikan itu.

Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 535 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1074 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans.

Angka-angka tersebut melebihi hasil temuan dengan metode yang sama di kawasan Milne Bay (Papua Nugini), Pulau Bunaken dan Kepulauan Togean. "Penemuan ini membuktikan dugaan sebelumnya bahwa Raja Ampat menjadi pusat penyebaran karang di dunia," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat J Becky Rahawarin.
Untuk menjaga kelestarian bawah laut Kepulauan Raja Ampat, pemerintah telah menetapkan enam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD), yakni Wayang saying, selat dampier, teluk mayalibit, Kofiau, Ayau-asia, Misoo. KKLD bertujuan sebagai tempat ikan berkembang dan bertelur. Luas KKLD tersebut mencapai, 1,2 juta Ha dan memberikan sumbangan besar bagi upaya pelestarian kehati di Indonesia.

Atas jasanya menginisiasi pembentukan kawasan konservasi laut, Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M,si mendapat penghargaan sebagai bupati yang peduli konservasi kelautan di Indonesia, penghargaan itu baik berasal dari The Nature Conservancy, maupun pemerintah Indonesia saat World Ocean Confrence (WOC) di Menado belum lama ini. By. Petrus Rabu-HUMAS Raja Ampat