Rabu, 25 Agustus 2010

WAISAI, DISIAPKAN JADI IBUKOTA PROVINSI



“Waisai ini memang kita siapkan jadi ibukota provinsi. Jadi kita bangun berbagai infrastruktur dasar serta sarana dan prasarana umum”

Rencana pembentukan provinsi Raja Ampat Raya bukan hanya sekedar wacana. Selain adanya pemekaran kampung dan distrik, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dibawah kepemimpinan Marinda juga telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk merealiasikan rencana tersebut. Diantaranya adalah melakukan pemetaan wilayah bagi pembentukan kabupaten baru serta membidik lokasi tertentu untuk dijadikan ibukota kabupaten pemekaran.

“Saya sudah membentuk tim melakukan survey awal bagi pemekaran kabupaten, dengan survey di beberapa lokasi lokasi yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibukota kabupaten pemekaran. “ ujar Wanma saat ditemui di kediamannya belum lama ini.

Niat dan ketulusan Marinda memang diukur dari komitmennya membangun Raja Ampat. Waisai sebagai barometer untuk menguji semua itu. Bukan saja Waisai, Marinda pun membangun secara holistic dan integral, dimana pembangunan itu merata di semua kampung. Misalnya pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat Raja Ampat. Saat ini semua kampong telah memiliki gedung sekolah dasar, ditingkat distrik terdapat SLTP dan SMA. Sector kesehatan pun demikian.

“Sedia payung sebelum hujan itu penting. Dalam konteks ini, artinya bahwa mempersiapkan wilayah dengan berbagai pembangunan riil itu penting. Sebab kalau ini kita sudah siap, masyarakat siap, maka pemekaran kabupaten dan provinsi itu sebagai efek lanjutannya,” ujar Wanma.

Keseriusan Wanma, membawa Raja Ampat ke Provinsi dapat kita lihat kerja kerasnya membangun Waisai, sebagai ibukota Kabupaten Raja Ampat. Waisai, yang dulunya hanya hutan belukar, ia sulap menjadi sebuah kota yang representative. ketika Wanma ditunjuk sebagai penjabat bupati. Kala itu ia dipercayakan membangun Raja Ampat hanya dengan bermodal dana Rp. 2 Miliar. Tetapi hasilnya luar biasa. Ia mempersiapkan infrastruktur pemerintah, membuka hutan, menutupi rawa-rawa untuk pembangunan berbagai infratruktur dasar bagi pelayanan publik. Tak pelak, ibukota yang awalnya hanya dihuni 20 kepala keluarga, kini kurang 8.000 jiwa mendiami Kota Waisai.

“Waisai ini memang kita siapkan jadi ibukota provinsi. Jadi kita bangun berbagai infrastruktur dasar serta sarana dan prasarana umum,” ujar Wanma.

Waisai memang berbeda saat ini, jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Secara infrastruktur, nampak berbagai bangunan, baik gedung pemerintahan, perumahan masyarakat, dan berbagai fasilitas umum lainnya. Jalan lebar menghiasi jatung kota tersebut. Sementara pantai Waisai, menjadi pusat wisata dan rekreasi yang mempesona.