Kamis, 28 Oktober 2010

Hutan Indonesia Harus Dijaga dan Dilestarikan

Hutan Indonesia Dijaga

Drs. Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Republik Indonesia meminta pemerintah daerah untuk tetap menjaga kelestarian hutan sebagai kekayaan dan investasi bangsa di masa yang akan datang. Permintaan ini disampaikannya ketika tatap muka dengan sejumlah kepala daerah dan kepala dinas kehutanan se- Provinsi Papua Barat belum lama ini, di Kurkapa, Distrik Meosmanswar, Kabupaten Raja Ampat.

Dikatakannya hutan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Jika kondisi hutan kita rusak maka keseimbangan atau harminasi kehidupan dan ekosistem di dalamnya akan rusak juga. Dalam menjaga kelestarian hutan, maka pemerintah dan masyarakat, khususnya pemerintah sangat penting dalam menjaga dan melestarikan hutan yang ada. Bencana yang sering melanda tanah air, kata Menteri yang suka diving ini, diakibatkan oleh rusaknya hutan sebagai jatung dan paru kehidupan dunia.

“Bisa kita bayangkan jika Indonesia hutannya gundul dan tandus, maka tak diragukan lagi bencana akan terus menerus menerkam,” ujar Zulkifli Hasan.

Kepada para kepala daerah dan tamu undangan yang menghadiri acara tatap muka tersebut, Zulkifli Hasan berharap agar tetap menjaga keasrian hutan Papua. Papua sebagai beranda terdepan hutan Indonesia.


“Pelestarian alam merupakan kewajiban semua warga, tetapi sungguh ironis sekali jika pelestarian itu justru terganggu oleh pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tertentu. Kita harus tinggalkan cara pemanfaatan hutan yang salah. Kalau dulu banyak dalil untuk mengekploitasi hutan, tetapi sekarang saya sungguh memberantas praktek-praktek illegal yang merusak hutan Indoensia,” kata Zulkifli Hasan.

Berdasarkan Data Badan NasionaPenangulangan Bencana menunjukan dari 6.299 kejadian alam selama 2009,2.209 peristiwa merupakan bencana banjir, 704 bencana longsor.
“Akankah kita terus-menerus membiarkan lingkungan tempat tinggal kita binasa oleh pihak-pihak yang mencari keuntungam pribadi?” kata Zulkifli

Kementerian Kehutanan menyebutkan terjadi penyusutan luas hutan. Disebutkan pada 1950 luas hutan 162 juta hektar. Lalu 1992 menjadi 118,7 juta ha, 2003 turun lagi 110,0 juta ha dan 2006 tinggal 93,92 juta ha.

“Mari kita jaga bersama-sama hutan kita ini,” ajak Zulkifli.

Tatap muka tersebut dihadiri Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si. Wakil Bupati Kabupaten Sorong, Drs. Tri Budiarto serta sejumlah pejabat teras dari beberapa kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat. Petrus Raja Ampat

Selasa, 26 Oktober 2010

RAKER AM II SINODE GKI

Raja Ampat Tuan Rumah Raker Am II Sinode GKI di Tanah Papua

WAISAI-Pelaskanaan Rapat Kerja Am II Sinode Gereja Kristen Injil di Tanah Papua tahun 2010 dilaksanakan di Klasis Raja Ampat Utara, Kabupaten Raja Ampat, tepatnya di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pelaksanaan Raker di kabupaten bahari ini disambut positif oleh masyarakat dan pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Jauh sebelum pelaksanaan Raker, Pemda Raja Ampat membentuk panitia pelaksana, yang diketuai Sem Belseran, S.Sos, yang sehari-harinya Kepala Dinas Perhubungan Pemda Raja Ampat.
Pelaksanaan Raker yang berlangsung selama sepekan ini dibuka dengan resmi Ketua Sinode GKI tanah Papua di Gedung Pari Convention Center Pemda Raja Ampat. Pada pembukaan tersebut, Gubernur Papua dan Papua Barat turut hadir serta Walikota Jayapura, Bupati Kabupaten Sorong dan Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si serta sejumlah pejabat teras baik pemprov Papua maupun Papua Barat.
Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si ketika membawakan sekapur sirihnya mengakui pemerintah dan masyarakat sangat berterima kasih sebab Raja Ampat dipercayakan sebagai Tuan Rumah pelaksanaan Raker Am II Sinode GKI di tanah Papua. Ia mengakui kepercayaan tersebut sebagai berkat dan anugerah bagi pemerintah dan masyarakat Raja Ampat. “Ini merupakan anugerah istemewa bagi pemerintah dan masyarakat Raja Ampat, sebab dalam raker ini hadir duta-duta kristus, yang tentunya dalam doanya akan mendoakan masyarakat Raja Ampat,” ujar Bupati Wanma.
Sementara itu, Gubernur Papua, Barnabas Suebu dalam sambutannya mengharapkan kegitan raker tersebut membawa perubahan bagi pembangunan Papua, khususnya pada pembangunan aklak dan iman masyarakat Papua. Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Papua Barat, Bram Atururi. Dikatakan Bram, pembangunan tanah Papua tidak bisa lepas-pisahkan dari keterlibatan lembaga agama, khusus gereja Kristen injili di tanah Papua. by. petrus rabu