Jumat, 10 Desember 2010

Layanan Internet di Sekolah Terpencil

Layanan Internet di SMP Negeri 12 Raja Ampat
Pagi itu, sejumlah siswa kelas III Sekolah Menengah Pertama Negeri 12, Distrik Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat berbondong-bondong memasuki ruangan laboratorium. Raut Wajah generasi penerus Raja Ampat tersebut secerah fajar yang terbit di atas Gunung Noh, di Teluk Mayalibit.
Hari ini mereka tidak seperti biasanya, bila sebelumnya masuk laboraorium untuk melakukan praktek fisika , kimia atau biologi, tapi hari itu mereka menghadapi sebuah perubahan baru, yakni melakukan praktek dan uji coba penggunaan layanan internet.
Bagi mereka ini memang hal baru. Sebab sejak sekolah itu dibuka baru kali mereka mengenal yang namanya internet. Sejumlah siswa mengaku memang pernah mendengar tentang internet dari berbagai sumber. Tapi mereka belum tahu persis seperti apa bentuk dan apa kegunaanya. “ternyata ini namanya internet,” ketus salah satu siswa yang keluar dari ruangan laboratorium.
Nama internet memang asing bagi telinga pelajar di Kabupaten Raja Ampat. Bahkan hampir semua sekolah di Kabupaten Raja Ampat belum dilengkapi fasilitas internet. Tahun 2007, di SMA Waisai dan SMP Negeri Waisai sempat dipasang tower untuk jaringan internet, tetapi sejak didirikan sampai dengan saat ini belum berfungsi sama sekali. Padahal, disejumlah kabupaten dan kota lain di Indonesia sejumlah sekolah telah dipasangkan jaringan internet untuk membantu sekolah dalam mendapatkan berbagai informasi dan perkembangan baru di dunia pendidikan.
Kaitan dengan pemasangan layanan internet di SMP Negeri 12 Raja Ampat, Kepala Sekolah, Drs. Gunawan menceritrakan bahwa layanan internet yang dipasang di sekolahnya merupakan bantuan dari pemerintah pusat, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Ia mengakui dengan layanan internet tersebut pihak sekolah dan siswa sangat terbantu mengakses berbagai data dan kepentingan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memasangkan jaringan internet di SMP Negeri 12, fasilitas ini sangat membantu kami, yang berada di daerah terpencil, yang jauh dari berbagai informasi untuk mengikuti berbagai perkembangan di dunia pendidikan,” ujar Drs. Gunawan, Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Raja Ampat.
Menyadari pentingnya layanan tersebut untuk dunia pendidikan, Drs. Gunawan mengharap pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk memasang jaringan yang sama di sekolah lain di Kabupaten Raja Ampat, sehingga membantu para guru dan siswa yang bertebaran di pulau-pulau dan kampong terpencil di Raja Ampat mengakses berbagai informasi pendidikan.
Untuk mengoperasikan layanan tersebut, Drs. Gunawan mengakui mengalami kendala bahan bakar untuk operasional mesin diesel. Ia berharap pemerintah daerah, dalam hal ini DInas Pendidikan dan pengajaran Kabupaten Raja Ampat membantunya dengan biaya operasioanl unuk membeli BBM.
“Saya berharap pemd Raja Ampat, dalam hal ini Dinas P dan P Raja Ampat membantu kami dengan biaya operasional untuk membeli BBM sebab layanan internet tersebut membutuhkan listrik,” ujar Gunaawan berharap. by. petrus rabu

Jumat, 19 November 2010

Lima Tahun Kepemimpinan MARINDA Jilid I

Refleksi Akhir Lima Tahun Kepemimpinan MARINDA jilid I

Setelah menjadi daerah definitive, Kabupaten Raja Ampat banyak mengalami kemajuan di berbagai bidang pembangunan. Kemajuan itu bila diikuti perkembangannya maka dapat dijabarkan berdasarkan bidang prioritas pembangunan daerah, antara lain: bidang pendidikan, bidang kesehatan, infrastruktur dasar dan bidang ekonomi.

Demikian Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Kabupaten Raja Ampat, Arthemas Mambrisauw, S.Sos ketika ditemui di ruangan kerjanya belum lama ini.

Dijelaskannya, sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Raja Ampat 2005-2010, dimana penekanan pembangunan Kabupaten Raja Ampat sebagai Kabupaten Bahari, include didalamnya sector sector pariwisata dan sector perikananan. Kedua sector tersebut menopang pembangunan bidang ekonomi, sebagaimana dalam empat bidang prioritas pembangunan daerah.

Dikatakannya, khusus untuk pariwisata, pemda Raja Ampat telah melakukan terobosan-terobosan untuk memperkenalkan potensi pariwisata kabupaten Raja Ampat. Wujud konkritnya antara lain; mengikuti pameran internasional seperti pameran di Amerika Serikat dan Eropa sebagai daerah yang pendudukanya paling banyak melakukan perjalanan wisata keliling dunia. Dengan kegiatan ini maka Raja Ampat semakin terkenal di dunia Internasional.

Di bidang perikanan, kata Arthemas, pemda Raja Ampat menata nelayan-nelayan, khususanya dalam hal pola penangkapan yang kebanyakan tradisional dan konsumtif serta merubahnya menjadi nelayan yang wirausaha. Maksudnya pola penangkapannya yang tradisional diubah menjadi penangkapan yang professional yang memiliki managemen dalam melakukan penangkapan ikan.

Sector pendidikan, juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam arti bahwa selama lima tahun pertama kepemimpinan Marinda, pemda memberikan dorongan bagi seluruh komponen masyarakat di Raja Ampat, baik itu masyarakat secara umum, dunia usaha tetapi juga aparatur pemerintah untuk meningkat kapasitas SDMnya. Khusus untuk masyarakat, kita berikan bantuan biaya studi untuk strata satu (sarjana) dan juga ke jenjang lebih tinggi yaitu magister (s2).

“Program pendidikan di Kabupaten Raja Ampat bergerak secara simultan untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi,” jelas Arthemas.

“Untuk Perguruan Tinggi, kita mendorong masyarakat untuk memilih jurusan sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Konkritnya, ilmu social, kedokteran dan jurusan teknik. Sementara untuk aparatur dan masyarakat, pemerintah memberikan bantuan program pendidikan yang sifatnya spesialis untuk bidang kesehatan, (D3 Kebidanan, D3 keperawatan, dan D3 ilmu gizi). Umumnya mahasiswa yang dibiayai pemerintah ini tersebar dari Waisai, Kota Sorong, Jayapura, dan di beberapa kota di tanah Air.
Lalu ada juga pembiayaan magister ekonomi pembangunan (s2) bagi aparatur, keahlian penerbangan bagi masyarakat,” lanjut Arthemas.

Dalam menunjang peningkatan kapasiutas SDM Raja Ampat, pemda Raja Ampat membangun sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung-gedung sekolah dari TK-SMA/SMK serta membuka kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Raja Ampat.

Untuk bidang kesehatan, pemerintah membangun sarana dan prasaran kesehatan. Seperti pustu, puskemas, puskemas rawat inap, polindes, RSUD tipe C di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Untuk menunjang tenaga medis, pemda membangun rumah para medis dan dokter juga merekrut dokter-dokter PTT, tenaga perawaat yang baru, tenaga spesialis kebidanan dan keperawatan yang ditempatkan di puskesmas, puskemas pembantu, rumah sakit rawat inap dan RSUD.

Sementara dibidang pembangunan infrastruktur dasar, pemda Raja Ampat telah membangun jalan, jembatan, PLTD, telekomunikasi, dermaga, Bandar udara, air bersih yang tersebar di Kabupaten Raja Ampat. Khusus untuk sarana pembangunan kantor, dinas otonom, baik di Waisai, distrik dan kampong: antara lain gedung kantor bupati, kepala distrik, kepala kampong dan berbagai gedung pertemuan.

“Khusus untuk perhubungan laut, kita sudah berupaya membentuk jalur-jalur transportasi antar pulau, namun sampai saat ini yang lancer hanya Sorong-Waisai. Pemerintah telah berusaha bekerja sama dengan berbagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi laut. Kedepan, pemerintah tetap berusaha agar jalur transportasi laut antara Waisai, sebagai Ibukota dengan pulau/distrik dan kampung. Upaya lain dilakukan pemerintah selama lima tahun kepemimpinan Marinda adalah mendatangkan kapal perintis seperti KM Raja Ampat 1, Km Raja Ampat 2 dan Km. raja Ampat 3 untuk menunjang arus transportasi manusia dan barang di Kabupaten Raja Ampat,” kata Arthemas. by. petrus rabu (humas Raja Ampat)

Rabu, 10 November 2010

Lapangan kerja di kampung terpecil

Lapangan Kerja di Kampung Terpencil

Mata Josias Mambrasar berkaca-kaca. Siang itu, pemuda asal Kampung Sawingray, Distrik Meosmanswar, Kabupaten Raja Ampat tersebut tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya. Setelah lulus SMA di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat tahun 2007, ia tidak seperti teman lainnya melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Ia lebih memilih kembali ke kampung halamannya. Pilihan terpaksa. Ia memang berasal dari keluarga nelayan, yang hasil tangkapannya hanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (sambunggg……)

Selasa, 02 November 2010

IMPIANNNNNNN>>>>>

Tidak ada yang bilang bahwa mewujudkan impian itu mudah. Walaupun tidak harus selalu semua hal dibuat susah. Tapi umumnya, perjalanannya berliku, berbatu, terjal, berkerikil.

Kita sering membaca buku-buku motivasi, self help books. Semua memberikan tips-tips dan berbagai pengertian untuk membuat kita termotivasi maupun terinspirasi. Manusia membutuhkan pasokan motivasi dan inspirasi yang luar biasa untuk bisa terus berproses dalam mewujudkan impiannya.

Tak jarang impian yang menjadi pilihan hidup kita hanya dipandang sebelah mata oleh lingkungan kita, oleh teman, keluarga, atau bahkan orang tua kita sendiri. Bahkan, sangat mungkin impian kita tidak ada harganya dimata orang lain.
Serta merta, kita ingin menjadi produk instant. Ya kalau jadinya instant, selesainya juga cenderung instant. Umumnya begitu.

Kenyataannya adalah semua orang berhasil di dunia, memiliki perjuangan yang luar biasa dalam mewujudkannya. Tidak jarang mereka frustrasi, tidak jarang mereka menangis, tidak jarang mereka merasa seperti sampah, kesepian, terpuruk dan buntu. Tidak jarang karena idenya, mereka dianggap tidak umum, minoritas, alien dan tidak dimengerti masyarakat atau bahkan keluarga. Tidak jarang mereka di ejek orang-orang terdekatnya dari lingkungan pergaulan hingga ke keluarga, di caci maki, dipandang sebelah mata oleh lingkungan sekitarnya. Seringkali, mereka memperjuangkan impiannya dengan mengorbankan berbagai hal dalam kehidupannya, tidak hanya masa kecil, tapi materi dan energi yang luar biasa tanpa mengenal waktu.

Di banyak saat mereka akrab dengan rasa sakit karena kekecewaan bahkan hingga sakit secara fisik karena mewujudkan impian juga membutuhkan banyak aspek fisik yang luar biasa besar. Bagaimanapun juga, rasa sakit, adalah bagian dari pertumbuhan. Orang-orang yang berani mengikuti panggilan hati untuk mewujudkan impian, seringkali menemui dirinya terposisikan menjadi berbeda dan harus keluar dari standarisasi dalam masyarakat, karena mewujudkan apapun selalu ada konsekuensi dan resiko tertentu.

Begitu banyak kesuksesan orang lain yang terlihat di mata kita melalui berbagai media, namun begitu sedikit yang tertuang di media tentang betapa setiap manusia sukses atau manusia yang memberi arti dalam kehidupan, harus berproses dalam rasa sakitnya mereka masing-masing dalam jangka waktu yang lama, dalam tantangan yang bertubi-tubi, kekecewaan yang menyayat, rasa frustrasi yang mendera di setiap kali kegagalan dalam berbagai usaha menuju keberhasilan. Media, tidak bisa meliput berprosesnya seseorang dalam dimensi waktu, jadi kita tidak merasakan lamanya perjalanan waktu dalam berprosesnya seseorang. Media juga tidak bisa meliput seratus persen kedalaman gejolak berprosesnya jiwa dan rasa seseorang dalam mewujudkan cita-citanya.

Hanya sekarang inilah kita bisa bertindak, dan hanya sekarang inilah kita bisa membuat arti dalam kehidupan kita. Perubahan dalam hidup hanya bisa dimulai sekarang, dan sekarang ini saat satu-satunya untuk membuat cita-cita kita tercapai.

Berproses untuk mewujudkan sebuah impian, selalu ada harganya. Terimalah proses sebagai bagian kehidupan yang alami, walaupun ada bagian yang menyakitkan sekalipun.

Bersiaplah jika kita mempunyai impian yang ingin diwujudkan menjadi nyata. Ambilah semua konsekuensinya dan jalanilah semua prosesnya. Semua hal dalam hidup ada harganya. Di suatu saat nanti, semua proses itu akan terbayar. Jika Tuhan mengijinkan.

Kamis, 28 Oktober 2010

Hutan Indonesia Harus Dijaga dan Dilestarikan

Hutan Indonesia Dijaga

Drs. Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Republik Indonesia meminta pemerintah daerah untuk tetap menjaga kelestarian hutan sebagai kekayaan dan investasi bangsa di masa yang akan datang. Permintaan ini disampaikannya ketika tatap muka dengan sejumlah kepala daerah dan kepala dinas kehutanan se- Provinsi Papua Barat belum lama ini, di Kurkapa, Distrik Meosmanswar, Kabupaten Raja Ampat.

Dikatakannya hutan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Jika kondisi hutan kita rusak maka keseimbangan atau harminasi kehidupan dan ekosistem di dalamnya akan rusak juga. Dalam menjaga kelestarian hutan, maka pemerintah dan masyarakat, khususnya pemerintah sangat penting dalam menjaga dan melestarikan hutan yang ada. Bencana yang sering melanda tanah air, kata Menteri yang suka diving ini, diakibatkan oleh rusaknya hutan sebagai jatung dan paru kehidupan dunia.

“Bisa kita bayangkan jika Indonesia hutannya gundul dan tandus, maka tak diragukan lagi bencana akan terus menerus menerkam,” ujar Zulkifli Hasan.

Kepada para kepala daerah dan tamu undangan yang menghadiri acara tatap muka tersebut, Zulkifli Hasan berharap agar tetap menjaga keasrian hutan Papua. Papua sebagai beranda terdepan hutan Indonesia.


“Pelestarian alam merupakan kewajiban semua warga, tetapi sungguh ironis sekali jika pelestarian itu justru terganggu oleh pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tertentu. Kita harus tinggalkan cara pemanfaatan hutan yang salah. Kalau dulu banyak dalil untuk mengekploitasi hutan, tetapi sekarang saya sungguh memberantas praktek-praktek illegal yang merusak hutan Indoensia,” kata Zulkifli Hasan.

Berdasarkan Data Badan NasionaPenangulangan Bencana menunjukan dari 6.299 kejadian alam selama 2009,2.209 peristiwa merupakan bencana banjir, 704 bencana longsor.
“Akankah kita terus-menerus membiarkan lingkungan tempat tinggal kita binasa oleh pihak-pihak yang mencari keuntungam pribadi?” kata Zulkifli

Kementerian Kehutanan menyebutkan terjadi penyusutan luas hutan. Disebutkan pada 1950 luas hutan 162 juta hektar. Lalu 1992 menjadi 118,7 juta ha, 2003 turun lagi 110,0 juta ha dan 2006 tinggal 93,92 juta ha.

“Mari kita jaga bersama-sama hutan kita ini,” ajak Zulkifli.

Tatap muka tersebut dihadiri Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si. Wakil Bupati Kabupaten Sorong, Drs. Tri Budiarto serta sejumlah pejabat teras dari beberapa kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat. Petrus Raja Ampat

Selasa, 26 Oktober 2010

RAKER AM II SINODE GKI

Raja Ampat Tuan Rumah Raker Am II Sinode GKI di Tanah Papua

WAISAI-Pelaskanaan Rapat Kerja Am II Sinode Gereja Kristen Injil di Tanah Papua tahun 2010 dilaksanakan di Klasis Raja Ampat Utara, Kabupaten Raja Ampat, tepatnya di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pelaksanaan Raker di kabupaten bahari ini disambut positif oleh masyarakat dan pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Jauh sebelum pelaksanaan Raker, Pemda Raja Ampat membentuk panitia pelaksana, yang diketuai Sem Belseran, S.Sos, yang sehari-harinya Kepala Dinas Perhubungan Pemda Raja Ampat.
Pelaksanaan Raker yang berlangsung selama sepekan ini dibuka dengan resmi Ketua Sinode GKI tanah Papua di Gedung Pari Convention Center Pemda Raja Ampat. Pada pembukaan tersebut, Gubernur Papua dan Papua Barat turut hadir serta Walikota Jayapura, Bupati Kabupaten Sorong dan Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si serta sejumlah pejabat teras baik pemprov Papua maupun Papua Barat.
Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si ketika membawakan sekapur sirihnya mengakui pemerintah dan masyarakat sangat berterima kasih sebab Raja Ampat dipercayakan sebagai Tuan Rumah pelaksanaan Raker Am II Sinode GKI di tanah Papua. Ia mengakui kepercayaan tersebut sebagai berkat dan anugerah bagi pemerintah dan masyarakat Raja Ampat. “Ini merupakan anugerah istemewa bagi pemerintah dan masyarakat Raja Ampat, sebab dalam raker ini hadir duta-duta kristus, yang tentunya dalam doanya akan mendoakan masyarakat Raja Ampat,” ujar Bupati Wanma.
Sementara itu, Gubernur Papua, Barnabas Suebu dalam sambutannya mengharapkan kegitan raker tersebut membawa perubahan bagi pembangunan Papua, khususnya pada pembangunan aklak dan iman masyarakat Papua. Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Papua Barat, Bram Atururi. Dikatakan Bram, pembangunan tanah Papua tidak bisa lepas-pisahkan dari keterlibatan lembaga agama, khusus gereja Kristen injili di tanah Papua. by. petrus rabu

Rabu, 25 Agustus 2010

WAISAI, DISIAPKAN JADI IBUKOTA PROVINSI



“Waisai ini memang kita siapkan jadi ibukota provinsi. Jadi kita bangun berbagai infrastruktur dasar serta sarana dan prasarana umum”

Rencana pembentukan provinsi Raja Ampat Raya bukan hanya sekedar wacana. Selain adanya pemekaran kampung dan distrik, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dibawah kepemimpinan Marinda juga telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk merealiasikan rencana tersebut. Diantaranya adalah melakukan pemetaan wilayah bagi pembentukan kabupaten baru serta membidik lokasi tertentu untuk dijadikan ibukota kabupaten pemekaran.

“Saya sudah membentuk tim melakukan survey awal bagi pemekaran kabupaten, dengan survey di beberapa lokasi lokasi yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibukota kabupaten pemekaran. “ ujar Wanma saat ditemui di kediamannya belum lama ini.

Niat dan ketulusan Marinda memang diukur dari komitmennya membangun Raja Ampat. Waisai sebagai barometer untuk menguji semua itu. Bukan saja Waisai, Marinda pun membangun secara holistic dan integral, dimana pembangunan itu merata di semua kampung. Misalnya pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat Raja Ampat. Saat ini semua kampong telah memiliki gedung sekolah dasar, ditingkat distrik terdapat SLTP dan SMA. Sector kesehatan pun demikian.

“Sedia payung sebelum hujan itu penting. Dalam konteks ini, artinya bahwa mempersiapkan wilayah dengan berbagai pembangunan riil itu penting. Sebab kalau ini kita sudah siap, masyarakat siap, maka pemekaran kabupaten dan provinsi itu sebagai efek lanjutannya,” ujar Wanma.

Keseriusan Wanma, membawa Raja Ampat ke Provinsi dapat kita lihat kerja kerasnya membangun Waisai, sebagai ibukota Kabupaten Raja Ampat. Waisai, yang dulunya hanya hutan belukar, ia sulap menjadi sebuah kota yang representative. ketika Wanma ditunjuk sebagai penjabat bupati. Kala itu ia dipercayakan membangun Raja Ampat hanya dengan bermodal dana Rp. 2 Miliar. Tetapi hasilnya luar biasa. Ia mempersiapkan infrastruktur pemerintah, membuka hutan, menutupi rawa-rawa untuk pembangunan berbagai infratruktur dasar bagi pelayanan publik. Tak pelak, ibukota yang awalnya hanya dihuni 20 kepala keluarga, kini kurang 8.000 jiwa mendiami Kota Waisai.

“Waisai ini memang kita siapkan jadi ibukota provinsi. Jadi kita bangun berbagai infrastruktur dasar serta sarana dan prasarana umum,” ujar Wanma.

Waisai memang berbeda saat ini, jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Secara infrastruktur, nampak berbagai bangunan, baik gedung pemerintahan, perumahan masyarakat, dan berbagai fasilitas umum lainnya. Jalan lebar menghiasi jatung kota tersebut. Sementara pantai Waisai, menjadi pusat wisata dan rekreasi yang mempesona.

Kamis, 17 Juni 2010

PESONA WISATA RAJA AMPAT





Ada Homestay di Kampung Wisata

Wisatawan yang ingin berwisata di Raja Ampat saat ini tidak perlu ragu soal akomodasi. Di tiga kampung wisata dari lima kampung wisata yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, kini telah memiliki homestay/ penginapan yang sangat representatif bagi wisatawan.

Di Saudarek misalnya, sebuah homestay yang modis, indah berdiri kokoh ditepi pantai berpasir putih. Dengan pintu menghadapkan ke laut, tamu/wisatawan bisa menikmat indanya panorama terumbu karang dengan berbagai jenis ikan yang bermain di kulit air. Sensasi alam nan indah tentunya memberi pesona baru bagi setia wisatawan. Interiornya pun menarik. Terdapat dua kamar tidur masing-masing memiliki tempat tidur dan dilengkapi dengan spring bed. Tampak seperti seperti hotel berbintang.

Di bagian belakang homestay yang beratap daun rumbai ini terdapat kamar mandi dan toilet yang bersih. Sekitar 30 meter di belakang kamar terdapat sebuah gudang tempatnya penyimpanan diesel bagi penerangan.

“Kendatipun dibangun dengan bahan lokal, tetapi homestay tersebut layak bungalow-bungalow umumnya. Pengunjung pasti nyaman untuk berwisata,” jekas Nico Ramandey Kepala Bidaya Obyek, Daya Tarik Sarana dan Jasa Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Raja Ampat.
Nico Ramadey menjelaskan homestay tersebut dikelola oleh masyarakat yang dikoordinir oleh kepala kampung. Sedangkan tim pengelola homestay tersebut adalah pemuda dari kampung tersebut yang telah dilatih oleh Dinas Kebudayaan dan pariwisata Raja Ampat.

“Kita (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Raja Ampat, red) telah melatih para pemuda dengan berbagai ketrampilan khusus seperti bahasa inggris dan pelatihan selam. Sehingga kalau ada tamu asing mereka sudah siap berkomunikasi, demikian jika ada tamu yang ingin diving, maka pemuda yang sudah mengikuti pelatihan selam bisa menjadi guide dive,” ujar Nico.

Pengelolaan homestay diserahkan kepada masyarakat, kata Niko, bertujuan bisnis pariwisata Kabupaten Raja Ampat tidak hanya dikuasai investor tapi masyarakat yang daerahnya memiliki potensi wisata terlibat secara aktif dalam bisnis pariwisata. “Dari sana mereka bisa makan dan membiayai kehidupannya dari sana,” kata Niko Ramadey.

Tiga kampung wisata yang telah memiliki homestay antara lain Kampung Wisata Sawundarek, Arborek dan Yenwapnor. Biaya pembangunan ketiga homestay tersebut, kata Ramadey, dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Raja Ampat, sedangkan pembangunan homestay di dua Kampung Wisata lainnya Yenbuba dan Sawingray dibiayai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (pusat). “Diharapkan tahun ini semua kampung wisata telah memiliki homestay,” jelas.

Rabu, 16 Juni 2010

Wacana Pembentukan Provinsi Raja Ampat Raya

Drs. Marcus Wanma, M.Si
Siapkan Langkah Menuju Provinsi Raja Ampat Raya

“Saya bukan saja memikirkan pemekaran kabupaten, justru saya memikirkan hal yang lebih jauh yakni bagaimana daerah ini menjadi provinsi sendiri”

Bupati Drs. Marcus Wanma, M.Si memiliki visi luhur dan mulia bagi pembangunan dan pelayanan pemerintahan di Kabupaten Raja Ampat. Luasnya wilayah Raja Ampat yang dibarengi tantangan geografis yang cukup tinggi tak menyurutkan niat putra terbaik Raja Ampat ini untuk terus berbuat dan memikirkan yang terbaik bagi masyarakat Raja Ampat. Semua tenaga dan pikirannya telah ia pertaruhkan bagi pelayanan masyarakat. Satu lagi yang belum terealiasasi dan masih diperjuangkan adalah menjadikan Raja Ampat sebagai sebuah daerah tingkat I atau provinsi.

“Saya memimpikan sebuah masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Raja Ampat. Jalannya hanya melalui pemekaran kampung, distrik dan akhirnya kita mekarkan kabupaten baru, bahkan kalau tak ada halangan kita harus membentuk provinsi sendiri,” ujar Wanma usai membuka selubung papan nama tujuh distrik baru yang dimekarkan di Waisai belum lama ini.

Dalam rangka itu, kata Wanma, beberapa langkah strategis dilakukan antara lain melakukan peningkatan status dusun menjadi kampung, kampung dimekarkan, pembentukan kelurahan dan pemekaran distrik. Usai pemekaran distrik maka tugas selanjutnya adalah mempersiapkan pembentukan kabupaten dan provinsi. “Bila distrik sudah memungkin maka tugas kita selanjutnya adalah mempersiapkan pemekaran kabupaten dan bila berkenan serta atas izin Tuhan maka kita akan membentuk provisni. Itu impian saya kedepan,” kisah Wanma.

“Pemekaran adalah jembatan emas untuk membangun dan menghantar masyarakat Raja Ampat pada keadaan yang lebih baik,” tambah Wanma.

Sampai dengan saat ini secara pemerintahan, Kabupaten Raja Ampat telah memiliki 24 distrik dan 106 kampung, empat kelurahan. Dari sisi data, maka ini sangat memungkinkan untuk membentuk beberapa kabupaten baru. Wanma mengakui pemekaran kampung dan distrik pintu masuk untuk pembentukan provinsi Raja Ampat Raya.

“Kita siapkan semuanya pada periode pertama kepemimpinan saya dengan saudara Inda Arfan, bila Rakyat masih percaya kepada kami maka usaha kami kedepan tinggal melakukan pembentukan kabupaten dan provinsi. Jadi saya bukan saja memikirkan pemekaran kabupaten, justru saya memikirkan hal lebih jauh bagi seluruh masyarakat Raja Ampat,” ungkap Wanma.

Untuk itu, bertepatan dengan peringatan HUT ke-7 Kabupaten Raja Ampat beberapa waktu yang lalu, Drs. Marcus Wanma, M.Si membuka selubung papan nama untuk tujuh 7 Distrik baru di wilayah pemerintahan yang dipimpinnya. Dengan demikian, hingga saat ini Kabupaten Raja Ampat memiliki 24 distrik dan 106 kampung, empat kelurahan.

“Kita juga sudah siapkan empat titik untuk dijadikan sebagai ibukota kabupaten yang akan dimekarkan. Satu di Misool, satu di Bantanta-Salawati, satu di Waigeo Barat dan satunya di Waigeo Utara. Tim telah melakukan survey dan kita siapkan infratruktur dasar pemerintahan, pendidikan dan kesehatan. Titik itu adalah bakal calon, ibukota dari kabupaten yang rencananya kita mekarkan,”tambah Wanma.

Adapun tujuh distrik yang dimekarkan tersebut antara lain Distrik Teluk Mayalibit, dimekarkan menjadi Distrik Teluk Mayalibit dan Distrik Tiplol Mayalibit. Distrik Salawati Utara, dimekarkan menjadi Distrik Salawati Utara dan Distrik Salawati Tengah. Distrik Selat Sagawin, berubah nama menjadi Distrik Batanta Utara & dimekarkan menjadi Distrik Batanta Utara, Distrik Batanta Selatan dan Distrik Salawati Barat. Distrik Waigeo Utara dimekarkan menjadi Distrik Waigeo Utara dan Distrik Supnin. Distrik Waigeo Selatan dimekarkan menjadi Distrik Waigeo Selatan dan Distrik Waisai Kota. Distrik Kepulauan Ayau dimekarkan menjadi Distrik Kepulauan Ayau & Distrik Kepulauan Ayau Utara.

Selain pemekaran distrik, juga dilakukan pemekaran Kampung pada kesempatan yang sama, bupati Raja Ampat yang disaksikan oleh seluruh undangan meresmikan pemekaran 14 kampung baru dan 4 kelurahan yang diikuti peresmian kantor distrik,kampong dan lurah yakni, Kantor Kepala Kampung Urai Distrik Supnin, Kantor Lurah Warmasen Distrik Waisai Kota,& Kantor Distrik Salawati Barat.

Langkah yang diambil oleh pak wanma memang tepat. Sebab ia mempersiapkan kabupaten Raja Ampat secara matang sebelum membentuk kabupaten baru. “Saya rasa apa yang dilakukan Pak Wanma selama lima tahun kepemimpinannya sangat tepat. Sebab untuk pemekaran kabupaten baru, sekurang-kurang kabupaten induk telah melewati usia tujuh tahun. Itu aturannya. Masyarakat harus pahami ini,” ujar Arnold Bula, Anggota DPRD Kabupaten Raja Ampat.

Kabupaten Raja Ampat Buka Kantor Informasi Wisata di Denpasar-Bali


Langkah Drs. Marcus Wanma, M.Si mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Raja Ampat patut diacungi jempol. Berbabai cara, langkah dan pendekatan dalam memperkenalkan dan mempomosikan potensi wisata Kabupaten Raja Ampat.

Salah satu hal yang patut diapresiasi adalah upaya Wanma dan jajarannya membuka kantor perwakilan Raja Ampat di Denpasar, Provinsi Bali. Kantor perwakilan itu berisi informasi potensi wisata di Kabupaten Raja Ampat.

Ketika meresmikan kantor yang beralamat di Jl. Bay Pass Ngurai Ray, Kota Denpasar ini, Marcus Wanma dalam sambutannya mengatakan sector pariwisata merupakan salah satu sektor penggerak utama perekonomian bangsa-bangsa dunia saat ini, disamping sector telekomunikasi dan teknologi informasi.

“Kabupaten Raja Ampat sebagai bagian dari wilayah Indonesia memiliki potensi dan peluang untuk menjadi destinasi pariwisata utama dalam peta kepariwisataan dunia. Peneliti-peneliti dunia mengakui kawasan Raja Ampat merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini. Juga ditemukan berbagai panorama alam yang indah yang menghiasi gugusan kepulauan Raja Ampat. Oleh karena itu, maka sejak menjadi daerah otonom, pemda Raja Ampat, kata Wanma, menempatkan sector pariwisata sebagai salah sector unggulan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, menekan kemiskinan dan penggangguran,” kata Wanma.

“Berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah dalam memperkenalkan potensi pariwisata di Kabupaten Raja Ampat. Promosi ke dalam dan keluar negeri terus dilakukan untuk memperkenalkan Raja Ampat sebagai coral triangle ke pentas dunia. Festival Bahari secara regular terus kami lakaukan,” lanjut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo, S.Pi, M.Si saat menyampaikan laporannya.

Untuk itu, lanjut Wanma, pembukaan Kantor Pusat Informasi Wisata Raja Ampat di Kota Denpasar merupakan bagian dari upaya memperkenalkan Raja Ampat dengan segala potensi pariwisatanya ke mata dunia. Bahwa kabupaten yang jauh terpencil di pendalaman Papua menyimpan mujizat keindahan.

“Pulau Bali merupakan salah satu pintu masuk utama para wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia,” papar Wanma.

Sebagai pintu masuk, terang Wanma, pembukaan kantor informasi wisata ini sangat strategis untuk menyajikan informasi awal tentang potensi wisata seperti obyek wisata, kerajinan masyarakat sampai pada pengenalan potensi daerah kepada investor yang mau menanamkan modalnya di Raja Ampat serta mempermudah pengurusan dokumen-dokumen perjalanan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Raja Ampat. Ia berharap dengan adanya kantor ini maka jendala informasi tentang Raja Ampat, yang terletak di ujung barat Pulau Papua ini semakin terbuka, dan semakin banyak wisatawan yang melihat, mengenal dan mengunjungi Raja Ampat

Sementara itu, Walikota Denpasar dalam sambutannya sangat menyambut baik upaya pemda Raja Ampat pembukaan kantor pusat infosmasi wisata Raja Ampat tersebut. Dikatakannya, pembukaan kantor tersebut sebagai wujud dari kerja sama yang sinergis dalam mengembangkan sector pariwisata di tanah air. Ia berharap dengan pembukaan kantor informasi wisata tersebut semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat.

Wacana Pembentukan Provinsi Raja Ampat Raya

Drs. Marcus Wanma, M.Si
Raja Ampat Menuju Provinsi

“Saya bukan saja memikirkan pemekaran kabupaten, justru saya memikir hal yang lebih jauh yakni bagaimana daerah ini menjadi provinsi sendiri”

Bupati Drs. Marcus Wanma, M.Si memiliki visi luhur dan mulia bagi pembangunan dan pelayanan pemerintahan di Kabupaten Raja Ampat. Luasnya wilayah Raja Ampat yang dibarengi tantangan geografis yang cukup tinggi tak menyurutkan niat putra terbaik Raja Ampat ini untuk terus berbuat dan memikirkan yang terbaik bagi masyarakat Raja Ampat. Semua tenaga dan pikirannya telah ia pertaruhkan bagi pelayanan masyarakat. Satu lagi yang belum terealiasasi dan masih diperjuangkan adalah menjadikan Raja Ampat sebagai sebuah daerah tingkat I atau provinsi.

“Saya memimpikan sebuah masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Raja Ampat. Jalannya hanya melalui pemekaran kampong, distrik dan akhirnya kita mekarkan kabupaten baru, bahkan kalau tak ada halangan kita harus membentuk provinsi sendiri,” ujar Wanma usai membuka selubung papan nama tujuh distrik baru yang dimekarkan di Waisai belum lama ini.

Dalam rangka itu, kata Wanma, beberapa langkah strategis dilakukan antara lain melakukan peningkatan status dusun menjadi kampung, kampung dimekarkan, pembentukan kelurahan dan pemekaran distrik. Usai pemekaran distrik maka tugas selanjutnya adalah mempersiapkan pembentukan kabupaten dan provinsi. “Bila distrik sudah memungkin maka tugas kita selanjutnya adalah mempersiapkan pemekaran kabupaten dan bila berkenan serta atas izin Tuhan maka kita akan membentuk provisni. Itu impian saya kedepan,” kisah Wanma.

“Pemekaran adalah jembatan emas untuk membangun dan menghantar masyarakat Raja Ampat pada keadaan yang lebih baik,” tambah Wanma.

Sampai dengan saat ini secara pemerintahan, Kabupaten Raja Ampat telah memiliki 24 distrik dan 106 kampung, empat kelurahan. Dari sisi data, maka ini sangat memungkinkan untuk membentuk beberapa kabupaten baru. Wanma mengakui penambahan kampung dan distrik dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Raja Ampat ke-7 pada tanggal 09 Mei 2010 yang lalu adalah pintu masuk untuk pembentukan provinsi Raja Ampat Raya.

“Kita siapkan semuanya pada periode pertama kepemimpinan saya dengan saudara Inda Arfan, bila Rakyat masih percaya kepada kami maka usaha kami kedepan tinggal melakukan pembentukan kabupaten dan provinsi. Jadi saya bukan saja memikirkan pemekaran kabupaten, justru saya memikir hal lebih jauh yakni bagaimana daerah ini menjadi provinsi sendiri,” ungkap Wanma.




Untuk itu, bertepatan dengan peringatan HUT ke-7 Kabupaten Raja Ampat beberapa waktu yang lalu, Drs. Marcus Wanma, M.Si membuka selubung papan nama untuk tujuh 7 Distrik baru di wilayah pemerintahan yang dipimpinnya.

Adapu tujuh distrik yang dimekarkan tersebut antara lain Distrik Teluk Mayalibit, dimekarkan menjadi Distrik Teluk Mayalibit dan Distrik Tiplol Mayalibit. Distrik Salawati Utara, dimekarkan menjadi Distrik Salawati Utara dan Distrik Salawati Tengah. Distrik Selat Sagawin, berubah nama menjadi Distrik Batanta Utara & dimekarkan menjadi Distrik Batanta Utara, Distrik Batanta Selatan dan Distrik Salawati Barat. Distrik Waigeo Utara dimekarkan menjadi Distrik Waigeo Utara dan Distrik Supnin. Distrik Waigeo Selatan dimekarkan menjadi Distrik Waigeo Selatan dan Distrik Waisai Kota. Distrik Kepulauan Ayau dimekarkan menjadi Distrik Kepulauan Ayau & Distrik Kepulauan Ayau Utara.

Rabu, 24 Februari 2010

sambutan bupati Raja Ampat Pada Penutupan Musrenbang 2010

SAMBUTAN BUPATI RAJA AMPAT
PADA PENUTUPAN MUSRENBAG 2010
Waiai, 24 PEBRUARI 2010

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULAHI WABARAKATUH
SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN
DAN SELAMAT PAGI

YANG TERHORMAT:
• …………………………………………
• SDR. WAKIL BUPATI
• KETUA DAN ANGGOTA DPRD RAJA AMPAT
• SEKDA KABUPATEN RAJA AMPAT
• ASISTEN I, ASISTEN II, PIMPINAN SKPD DI LINGKUNGAN PEMDA RAJA AMPAT
• PARA KEPALA DISTRIK
• PESERTA MUSRENBANG DAN HADIRIN YANG SAYA HORMATI
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maka Kuasa karena atas kasih setia-Nya, kita dapat bertemu di tempat ini dalam rangka Penutupan Kegiatan Musrenbang Tahun 2010.

Saya percaya banyak hal telah dibicarakan dan disepakati dalam forum ini, yang nantinya dituangkan dalam Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2011 serta mempertajam program prioritas yang akan kita laksanakan di tahun 2010.


Hadirin dan peserta Musrenbang yang saya hormati,

Perencanaan pembangunan yang efisien dan efektif menjadi tolak ukur Akuntabilitas, Profesionalisme dan Bobot pelayan public dewasa ini. Sebab, perencanaan pembangunan yang tidak efesien dan efektif akan menimbulkan pencitraan yang “negative” terhadap kualitas pelayanan aparatur pemerintah. Disinilah, hakekat dan arti penting dari Musrembang. Musrembang bukan saja sebagai agenda rutin tahunan untuk mengkalkulasi besar-kecilnya anggaran.

Perlu saya tekankan, besar-kecilnya anggaran bukan tolak ukur suksesnya perencanaan. Tetapi yang lebih penting adalah seberapa besar efek, nilai dan manfaat dari perencanaan tersebut bagi masyarakat. Di sanalah, cerminan kualitas dan integritas diri kita diukur.

Tiga hari kita berkumpul disini. Kita menuangkan ide dan gagasan bahkan silang pendapat pasti terjadi. Proses ini tentunya melelahkan. Tapi itu semua merupakan upaya dan komitmen kita guna menciptakan kesamaan pandangan dan harapan dari seluruh pelaku pembangunan dalam memadukan strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Secara nasional Tema Rancanangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun ini adalah PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN DAYA SAING NASIONAL MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH. Tema ini dijabarkan dalam beberapa program prioritas, seperti: Percepatan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin, Penataan Kelembagaan dan Pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial; Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia; Pemantapan Reformasi Birokrasi dan Hukum, serta Pemantapan Demokrasi dan Penguatan Perekonomian Domestik yang Berdaya saing Didukung oleh Pembangunan Pertanian, Infrastruktur dan Energi; Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Bila kita cermati secara saksama, maka tema RKP tersebut tak jauh dari program prioritas yang kita laksanakan di Kabupaten ini, seperti pembangunan sarana dan prasanana dasar, memperkuat kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, meningkatkan mutu dan derajat kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Karena itu sebagaimana pada pembukaan kegiatan ini, saya berharap kiranya semua kesepakatan yang kita buat dalam Forum Musrenbang ini betul-betul merupakan program prioritas yang menjawabi kebutuhan masyarakat Raja Ampat.

Ketika kabupaten ini hendak mengayun langkahnya menuju usia yang ketujuh, sekali lagi saya harapkan agar program-program prioritas pembangunan yang kita jalankan dimasa yang akan datang betul pro kerakyatan, dengan memfokuskan diri pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat serta memperluas akses pendidikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

……………………………………………..



Peserta Musrembang yang berbahagia,

Mengakhiri sambutan ini, saya ingin menyampaikan penghargaan atas partisipasi dan kontribusi yang telah diberikan oleh seluruh peserta yang telah mengikuti seluruh persidangan kelompok dengan seksama dan konsisten, terutama dalam memberikan masukan yang konstruktif bagi SKPD sebagai bahan penajaman rencana kerja untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas RKPD tahun 2011. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada jajaran Bappeda Raja Ampat selaku Panitia Penyelenggara yang telah bekerja keras menyukseskan Musrenbag Tahun 2010 ini.

Akhirnya dengan memanjatkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kegiatan MUSRENBANG TAHUN 2010 KABUPATEN RAJA AMPAT, Rabu, 24 Pebruari 2010, secara resmi saya nyatakan ditutup.



BUPATI RAJA AMPAT


DRS. MARCUS WANMA, M.SI

Kamis, 14 Januari 2010

Otonomi Daerah Bukan Untuk Menghamburkan uang

Drs. Marcus Wanma, M.Si:

Otda Bukan Untuk Menghamburkan Uang

OTONOMI daerah yang efektif berjalan mulai tahun 2000-dengan acuan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999-sudah sepuluh tahun dijalani. Semua daerah sibuk menata diri dan mencoba untuk "mandiri". Akan tetapi, tidak semua kabupaten/kota di Indonesia sukses menjalaninya. Dari ratusan kabupaten/kota, hanya dalam hitungan jari sebelah tangan yang bisa dikategorikan berhasil atau berprestasi.
Kabupaten Raja Ampat sebagai kabupaten yang dimekarkan pada tahun 2003, telah enam tahun menjalankan otonom daerah. Otonomi daerah sebagai pemberian kewenangan kepada daerah mengurus rumah tangganya sendiri menjadi moment penting bagi pemerintah Raja Ampat membawa rakyat yang tersebar di 610 pulau tersebut pada keadaan yang lebih baik. Ini menjadi tantangan tatkala sebagian daerah gagal menjalankan otonomi daerah.
“Banyak orang mengatakan otonomi daerah itu untuk menghambur-hamburkan uang serta membagi jabatan. Tapi bagi kami tidak. Otonomi daerah bukan untuk menghambur-hamburkan uang melainkan jembatan emas agar masyarakat bisa sejahtera. Jadi otonomi daerah itu tergantung pada siapa yang melaksanakannya,” ujar Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si.
Pada awal menjalani otonomi daerah dengan APBD yang minim kurang lebih Rp. 2 M, pemerintah Kabupaten Raja Ampat yang dipimpin Drs. Marcus Wanma, M.Si harus bekerja keras membangun fondasi pemerintahan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan kondisi ekonomi masyarakat Raja Ampat. “Kabupaten ini dibangun dari “0” dan tolak ukurnya adalah Waisai. Ketika UU pemekaran Raja Ampat menetapkan Waisai sebagai ibukota kabupaten, Waisai ini hutan belukar dan terisolir,” tambah Marcus Wanma yang didampingi Wakil Bupati Drs. Inda Arfan.
“Untuk itu, kita bangun infrastruktur dasar, air bersih serta mendorong sektor lainnya seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga dengan adanya otonomi daerah membawa pencerahan baru bagi masyarakat Raja Ampat yang sebelumnya hidup dalam kukungan kegelapan dan terisolir,” tambah Bupati.

Bangun Sektor Kunci
Menyadari kekurangan di berbagai sektor, maka empat sektor kunci yang berhubungan dengan pembangunan manusia menjadi prioritas pemda Raja Ampat. Bagi, Marcus Wanma, otonomi daerah adalah jembatan guna memperpendek rentang kendali pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat Raja Ampat bisa sejahtera.
Langkah-langkah yang dibangun adalah, pertama adalah pembangunan sektor ekonomi. Sesuai dengan kondisi wilayah yang 80 % adalah laut dan sisanya daratan, maka pemeritah dan masyarakat sepakat menetapkan visi Kabupaten Raja Ampat adalah terwujudnya Kabupaten Raja Ampat sebagai kabupaten bahari yang ditunjang sektor perikanan dan pariwisata menuju masyarakat madani dalam bingkai NKRI. Hal ini dilatar belakangi pemikiran bahwa luas wilayah Raja Ampat didominasi oleh lautan dan pulau-pulau kecil dengan keindahan alamnya maka sektor perikanan dan pariwisata dipacu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, sektor pendidikan dan kesehatan. Kedua sektor ini diperhatikan. Seluruh kampung dibangun gedung sekolah dasar, tiap distrik di bangun SLTP dan SMA. Tujuannya untuk menyiapkan dan meningkatan mutu sumber daya manusia kabupaten Raja Ampat. juga diberikan bantuan beasiswa bagi anak Raja Ampat dibidang Akademi Perawat, Kebidanan dan ilmu gizi serta mengirim anak Raja Ampat untuk menekuni bidang kedokteran, membangun asrama, sehingga diharapkan 10-15 tahun mendatang, kabupaten Raja Ampat tak kekurangan SDM dan mutu pelayanan kesehatan meningkatkan dari tahun ke tahun di kampung, distrik sampai tingkatan kabupaten.
Soal pelaksanaan otda di Kabupaten Raja Ampat, Drs. Hj.Abbas Umlati, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Raja Ampat periode 2004-2009, bangga dengan capaian pemda Raja Ampat selama enam tahun berotonomi.
“Legislatif sangat merespon terhadap apa yang dilakukan pemerintah Raja Ampat selama ini. DPRD sangat mendukung pembangunan di berbagai sektor pembangunan selama ini. Di Bidang Infrastruktur, pembangunan perumahan rakyat merupakan langkah yang sangat positif dilakukan pemda Raja Ampat. Ini kenyataan dan penyebarannya merata di 17 distrikdan 96 kampung di Raja Ampat,” ujar Abbas yang kembali menjadi anggota DPRD 2009-2014.
Bahkan Abbas melihat pembangunan yang dilakukan eksekutif berasaskan keadilan dan pemerataan. Hasilnyapun, kata Abbas, pembangunan berjalan lancar dan mengakomodir semua kepentingan di Raja Ampat. Abbas menilai pembangunan yang berasaskan keadilan tersebut bukan saja dalam program pembangunan fisik dari kampung-kampung, bahkan sampai pada penempatan aparatur dalam birokrasi. “Tidak ada kesenjangan dalam pembangunan di Kabupaten Raja Ampat. Kami melihat ada upaya pemerataan untuk suku-suku atau masyarakat di Raja Ampat yang berada atau mendiami empat pulau besar, Bantanta, Salawati, Waigei dan Misool. Bahkan di birokrasi pun diisi oleh putra-putra terbaik masyarakat Raja Ampat,” ujar Abbas.
Di sektor pendidikan, kata Abbas, pemda Raja Ampat betul-betul memberikan beasiswa kepada anak-anak Raja Ampat yang mendiami empat pulau besar di Raja Ampat. “Program beasiswa pun demikian, rekrutmen untuk kelas khusus, baik program beasiswa bidang kesehatan maupun penerbangan, kita rekrut dari empat pulau besar,” tandasnya.
Iklim investasi pun sangat terbuka bagi para swasta. Selama ini diberikan kesempatan bagi bagi kegiataan investari guna menunjang peningkatan pendapatan asli daerah. Sebab selain sektor perikanan dan kelautan, Raja Ampat juga memiliki potensi lain yang perlu dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat. Umpamanya untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan,pemda Raja Ampat membangun sarana irigasi di daerah Waibu, Kalobo dan Waijan.
Untuk meningkatkan pelayanan publik pemda Raja Ampat memberikan Tunjangn Kinerja Daerah bagi para pegawai, tujuannya untuk memotivasi pegawai untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. “Sedangkan untuk masyarakat, kita memberikan bantuan modal melalui usaha koperasi dan perdagangan,” ujar Marcus Wanma.
Sementara itu, Kepala Distrik Salawari Utara Drs. Rukunuddin Arfan mengakuisSejak tahun 2007, secara rutin APBD Raja Ampat dialokasikan bagi pemberdayaan kampung untuk pembangunan empat sektor seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dimana thun 2007, pemda Raja Ampat mengalokasikan dana APBD sebesar Rp. 100/kampung untuk pemberdayaan masyakat kampung, selain mendapat dana dari APBD Kabupaten, masyarakat juga mendapat dana otonomi khusus provinsi Papua sebesar Rp. 100 juta/kampung. Pada tahun 2008, alokasi APBD-nya meningkat menjadi Rp. 150 juta/kampung, maka praktisnya dana untuk pemberdayaan masyarakat tiap kampung bila ditambah dengan dana otonomi khusus sebesar Rp. 250 juta/kampung. Dana ini diserahkan langsung ke masyarakat untuk peningkatan kesejahtaraan, membantu pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta membangun fasilitas umum di kampung-kampung seperti perumahan layak huni, mck, semenisasi jalan dan pembangunan sarana sosial dan ibadah.
Dibidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, dana ini digunakan untuk membeli ketinting untuk mencari ikan. Dalam pengelolaan dana ini, masyarakat sendiri yang merencanakan, melaksanakan dan mempertanggungjawabkannya.
Marcus Wanma berharap masyarakat untuk bergandengan tangan membangun kabupaten Raja Ampat dalam seluruh sektor kehidupannya, baik soal pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur serta sektor pemberdayaaan ekonomi masyarakat.(petrus rabu)