Rabu, 06 April 2011

Launching Trayek Angkutan Umum

Sejak terbentuknya KabupatenRaja Ampat sebagai daerah otonomi yang baru, dinamika danperkembangan masyarakat, khususnya yang bermukim di ibukota Waisaitelah mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang.
Hal tersebut dikemukakan Bupati Raja Ampat Drs. Marcus Wanma,M.Si, saat peresmian pengoperasian dan trayek angkutan umum diWaisai Rabu, (30/3).
Menurutnya, guna menjawab kebutuhan masyarakat, pemerintah akan menyiapkan berbagai infrastruktur dasar, sehingga aksesibilitas dan ruang gerak masyarakat di ibukota Kabupaten Raja Ampat berjalanlancar.
Waisai kata dia, merupakan pusat pemerintahan dan menjadi pusat aktivitas ekonomi serta Entry Point pintu masuk bagi kegiatanwisatawan di kabupaten ini. Untuk itulah pengembangan transportasisangatlah penting untuk menunjang dan mengerakkan roda pembangunan.
Transportasi merupakan katalisator dalam mendukung pertumbuhanekonomi masyarakat dan pengembangan wilayah. Untuk itu,pengoperasian kendaraan dan trayek angkutan umum merupakan salahsatu penjabaran kongkrit dari misi pemerintah untuk membawamasyarakat keluar dari kemiskinan, tambah bupati.
Sampai saat ini di wilayah Raja Ampat angkutan umum yangberoperasi baru ada 7 unit. 7 unit angkutan umum tersebut akanmelayani rute dalam kota dan luar kota Waisai dengan tarif yangbervariasi.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Raja Ampat Samuel Belseran,S.Sos yang ditemui disela-sela acara peresmian, merinci variasitarif angkutan tersebut.
Tarif untuk sekitar Waisai bagi orang dewasa Rp3.000, anaksekolah Rp1.000. Kemudian dari pasar rakyat ke perumahan, bagipenumpang dewasa Rp5.000 dan anak pelajar Rp2.000.
Sedangkan untuk keluar kota dari pasar rakyat sampai keWarsambin bagi orang dewasa Rp25.000, pelajar Rp10.000. Sementaradari pasar ke Sapokrem dewasa dikenakan Rp20.000, dan para pelajarRp10.000.

Kamis, 17 Maret 2011

PROGRAM DOKTORAL BAGI APARATUR PEMDA RAJA AMPAT

Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur, Pemerintah Raja Ampat akan bekerja sama dengan Universitas Hasanudin/UNHAS Makasar  untuk membuka program studi doctoral atau S3 bagi sejumlah pejabat pasca sarjana di Lingkungan pemda Raja Ampat.
Rencana kerja sama tersebut akan tertuang dalam penandatangan MoU antara Pemda Raja Ampat dengan UNHAS Makasar yang  ditandantangani oleh Bupati Raja Ampat dan Rektor UNHAS di Ujung Pandang, 25 Maret 2011. Rencana  penandatangan MoU tersebut terungkap dalam acara tatap muka antara Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si dengan Dekan Fisipol sebagai utusan pihak UNHAS Makasar, di  Aula Bupati Raja Ampat, Kamis, 17 Maret 2011.
Dikatakan, Marcus Wanma, Pemda  Raja Ampat terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sumber daya manusia masyarakat maupun kualitas SDM aparatur pemerintah. Sehingga diharapkan, pelayanan public oleh pemerintah daerah semakin hari semakin bermutu.
Lebih lanju kata Marcus Wanma, rencana kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, termasuk dengan UNHAS Makasar sebagai salah realisasi visi dan misi pemda Raja Ampat, untuk membawa masyarakat Raja Ampat memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas.
Bupati Marcus Wanma, menyampaikan terima kasih kepada pihak UNHAS yang bersedia menjalin kerja sama  guna mendidik dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Raja Ampat, khususnya di bidang aparatur pemerintahan.
Sementara itu Dekan Fisipol Universitas Hasanudin mengakui Universitas Hasanudin berkomitmen pada pengembangan sumber daya manusia di Kawasan Timur Indonesia. Dan kerja sama dengan pemda Raja Ampat, katanya, merupakan realisasi dari komtmen yang tidak terlepas dari tri dharma perguruan tinggi.
Untuk kerja sama tersebut, pemda Raja Ampat akan mengirimkan 11 pejabat untuk mengikuti program studi doktoral di Universitas Hasanudin Makasar

Marcus Wanma Sambut Baik Pelaksanaan Rakernas FKDPM Tahun 2011

Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si menyambut baik pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas (Rakernas FKDPM) yang berlangsung di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur tanggal 23-24 Maret 2011.
“Eksistensi FKDPM sangat strategis dalam  memperjuangkan aspirasi dan  permasalahan  yang menyangkut kepentingan Migas di Daerah penghasil migas, karena itu saya menyambut baik pelaksanaan Rakernas FKDPM (Rapat Kerja Nasional Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas, red) yang berlangsung di Kota Balikpapan,” ujar  Drs. Marcus Wanma, M.Si  ketika ditemui di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat Kamis, 17 Maret 2011. 
Sebagai  salah Ketua FKDPM, serta Koordinator seksi kehumasan dan dokumentasi  pada Rekarnas FKDPM tersebut, Marcus Wanma mengharapkan rakernas tersebut mampu menyusun dan mengiventarisir masalah-masalah kemigasan yang selama ini masih menjadi kendala baik ditingkat pusat maupun daerah serta diharapkan mampu mempertajam rumusan program kerja FKDPM di masa yang akan datang. 
Secara jangka panjang, kata Marcus Wanma,  Rakernas FKDPM  bertujuan mengembangkan kegiatan ekonomi migas sebagai unggulan local dan sebagai modal di era otonomi daerah. Selain itu, melalui Rakernas  FKDPM tersebut dapat meningkatkan kerja sama antar daerah penghasil migas dalam pengembangan sumber daya migas serta mengagas komitmen baru FKDPM sebagai pijak untuk berlangkah.
Oleh karea itu, ia berharap Rakernas FKDPM tahun 2011 tersebut dapat merumuskan sistem bagi hasil Migas dan permasalah perundangan migas serta memberikan solusi yang tepat dan akurat bagi persoalan Community Development dan dampak lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi di Indonesia.
Direncanakan Rakernas FKDPM tersebut dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, dihadiri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi serta sejumlah gubernur, bupati dan walikota daerah penghasil migas se-Indonesia. by. Petrus Rabu

Rabu, 16 Maret 2011

DRS. Marcus Wanma,M.Si: Pejuang Pembangunan Kampung

Profil:

Drs. Marcus Wanma, M.Si:

PEJUANG PEMBANGUNAN KAMPUNG

Drs. Marcus Wanma, M.Si mengawali tugasnya sebagai bupati di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat  dengan memprioritaskan pembangunan  kampung. Lulusan Administrasi Negara dari STIA LAN RI Ujung Pandang tahun 1987 itu dan Master Ekonomi Pembangunan UGM Yogjakarta tahun 2000 itu membuat kebijakan khusus dengan tujuan menjadikan Kabupaten Raja Ampat sebagai daerah tingkat II termuda dan termaju di Provinsi Papua Barat.

Setiap kampung mendapat kucuran dana otonomi khusus sebesar Rp. 100 juta. Ini masih ditambah dengan dana APBD sebesar Rp. 100 juta tahun (2008), dan meningkat ditahun 2009-sekarang sebesar Rp. 150 juta perkampung. Dana tersebut dikelola oleh masyarakat kampung sesuai dengan kebutuhan kampungnya masing-masing. Hasilnya, lapangan kerja terbuka, dan perekonomian masyarakat setempat menggeliat.


Tak hanya membangun perekonomian, tapi Drs. Marcus Wanma, M.Si yang lahir di Asukweri 27 Agustus 1950 itu juga memperhatikan pembangunan mental. Gereja dan mesjid didirikan sehingga umat Kristen dan muslim bisa beribadah dengan baik. Bahkan memberikan bantuan biaya naik haji bagi pemuka agama muslim dan wisata rohani bagi pemuka agama Kristen.

Suami dari Salomina Sokoy Wanma, S.Kep serta ayah dari tiga orang ini juga mengirimkan pemuda Raja Ampat untuk menimba ilmu diberbagai perguruan tinggi setempat. Hasilnya di  2010, tercatat 40 pemuda Raja Ampat menyelesaikan pendidikan di akademi keperawatan dan kebidanan atas biaya pemda setempat. Di penerbangan, 25 pemuda Raja Ampat telah mendalami ilmu penerbangan di Curug, Tanggerang. Mereka dipersiapkan menjadi teknisi mesin pesawat, navigator bahkan menjadi pilot.

Drs. Marcus Wanma, M.Si yang kembali terpilih memimpin Raja Ampat 2010-2015 membangun Raja Ampat dengan Visi: Terwujudnya Kabupaten Raja Ampat sebagai Kabupaten Bahari yang didukung sumber daya kelautan dan perikanan serta pariwisata menuju masyarakat Raja Ampat yang madani,”

Visi ini, kata Marcus Wanma, sebagai ungkapan jati diri kabupaten Raja Ampat yang merupakan daerah kepulauan dengan memiliki 610 pulau, Empat diantaranya pulau besar antara lain Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari keseluruhan pulau yang ada hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau lainnya belum berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama. Dan, 90 % penduduk kabupaten Raja Ampat menggantungkan hidup dari sumber daya laut.  Secara pemerintahan, kabupaten Raja Ampat saat ini memiliki 24 distrik, 4 kelurahan dan  120 kampung.
RIWAYAT HIDUP

Nama                                   : Drs. Marcus Wanma, M.Si
Tempat Tanggal Lahir        : Asukweri, 27 Agustus 1950
Agama                                 : Kristen Protestan
Istri                                      : Salomina Sokoy Wanma, S.Kep

Anak:          1. Fransiska Yolanda Wanma
                   2. Frangky Wanma
                   3. Frenska Amanda Wanma

Riwayat Pendidikan

1963    : SD Asukweri Kabupaten Raja Ampat
1967    : SMP YPK Klademak, Kabupaten Sorong    
1970    : SMEA Negeri Manokwari, Papua Barat       
1976    : Fakultas Universitas Cendrawasih (Sarjana Muda)
1987    : S1 Administrasi Negara, Ujung Pandang
2000    : Pasca Sarjana UGM Ekonomi dan Pembangunan

Riwayat Pekerjaan:

1978: Kepala Seksi Perumahan pada Sub Direktorat Ketertiban Umum Kabupaten Sorong
1980: Kasubang Pengembangan Karier Pada Bagian Kepegawaian Kabupaten Sorong
1989: Kasubag Bagian Umum di Kabupaten Sorong
1994: Pemeriksa pemerintahan dan Agraria pemerintah Kabupaten Sorong
1995: Kabag Kepegawaian Pemerintah Kabupaten Sorong
2000: Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Sorong
2001: Kepala Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Sorong
2003: Penjabat Bupati Raja Ampat
2005-sekarang: Bupati Raja Ampat

Jumat, 04 Maret 2011

Pengerak Baru Di Tim Penggerak PKK Raja Ampat

Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si melantik Badan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Raja Ampat 2010-2015 di Gedung Salome Syeben, Distrik Waisai Kota, Kabupaten Raja Ampat, Jumat 04 Maret 2011. Pelantikan yang bertepatan dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak TP PKK ke-39 tahun 2011 ini dihadiri Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Raja Ampat, Drs. Yohanes Rumbarak, Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat, Drs. Ferdinand Dimara, M.Si,  Kepala Distrik Waisai Kota, Drs. Martinus Mambraku, Ketua Gabungan Organisasi Wanita se-Kabupaten Raja Ampat, Ny. Sauda Arfan, para pejabat di Lingkungan Pemda Raja Ampat, serta sejumlah pimpinan organisasi wanita di Kabupaten Raja Ampat.
Acara tersebut dimulai dengan menyanyikan mars PKK, pembacaan naskah susunan Keanggotaan Tim Penggerak PKK Kabupaten Raja Ampat  masa bhakti 2010-2015, dan dilanjutkan dengan pembacaan naskah Pelantikan oleh Bupati Raja ampat.
Drs. Marcus Wanma, M.Si dalam sambutannya mengatakan tugas kedepan tim penggerak PKK Kabupaten Raja Ampat diarahkan pada terwujudnya kehidupan keluarga yang lebih maju, bahagia, sehat dan sejahtera. Oleh karena itu, Tim Penggerak PKK wajib berperan aktif dalam upaya penanggulangan masalah-masalah kehidupan keluarga di Raja Ampat seperti masalah ekonomi dan masalah sosial.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, kata Wanma, melalui peningkatan pendapatan keluarga, kegiatan pelayanan posyandu, peningkatan kapasitas ibu rumah tangga melalui berbagai pelatihan keterampilan, meningkatkan penyuluhan KB dan pola makanan bergizi serta pemanfaatan tanah pekarangan dalam mendukung ketahanan pangan keluarga.  Namun upaya ini, kata Wanma, membutuhkan kerja sama pengurus, kader dan anggota tim penggerak PKK se-Kabupaten Raja Ampat.
Kaitan dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-39 tahun 2011, Drs.Marcus Wanma,M.Si mengharapkan agar dijadikan momentum untuk memberikan motivasi yang  menggelorakan semangat para kader PKK untuk terus giat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan mandiri, sebagaimana visi pemda Raja Ampat terwujudnya masyarakat madani.

Kamis, 03 Maret 2011

Bentuk BUMD, Bangunkan Raksasa Yang Terlelap

Kabupaten Raja Ampat kaya dengan berbagai sumber daya alam serta sejumlah aset yang menjadi potensi guna mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).  Sebut saja, misalnya, Raja Ampat memiliki empat buah kapal, memiliki Pantai Waisai Tercinta, Perusahaan Listrik Tenaga Disel,  Resort Waiwo, memiliki taman laut terindah dengan keanekaragaman panorama alamnya. Laut Raja Ampat juga dihuni ribuan bahkan jutaan ikan. Pulau-pulau Raja Ampat ditutupi berbagai tanaman kelapa para petani.
Raja Ampat juga memiliki kandungan gas, batubara dan biji nikel, bahkan emas serta berbagai potensi yang lainnya. Kekakayaan tersebut bagaikan raksasa yang  terlelap. Bila “raksasa” ini dibangunkan atau dikelola dengan baik dan bijak, maka bukan mustahil akan meningkatkan pendapatan asli daerah, menyerap tenaga kerja dan mendatangkan manfaat ekonomis bagi kesejahteraan masyarakat Raja Ampat.
“Raja Ampat memiliki banyak potensi yang perlu kita kembangkan. Saya berharap kita segera membentuk Badan Usaha Milik Daerah untuk mengelola aset-aset yang kita miliki,” terang Bupati Kabupaten Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si ketika memimpin Rapat Pembahasan Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah di Aula Bupati belum lama ini.
Rancangan Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah memang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Raja Ampat nomor 18 tahun 2008. Namun perda yang telah ditetapkan dalam sidang paripurna DPRD Raja Ampat tiga tahun lalu tersebut belum diimplementasikan. Untuk itulah Bupati, Drs, Marcus Wanma, M.Si mendesak intansi teknis terkait untuk segera membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai bentuk responsif keinginan rakyat melalui DPRD tersebut.
Sebagai tindaklanjut tim kerja yang terdiri dari Kepala Bagian Hukum Pemda Raja Ampat, Kepala Bagian Bappeda, dan Sekretaris DPRD Kabupaten Raja Ampat merumuskan dan mempertajam rancangan pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Raja Ampat. By. petrus Rabu-Humas Raja Ampat

LPI, Bukan Sekedar Olahraga

Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si merasa bangga bangga dan antusias dengan pergelaran Liga Pendidikan (LPI) tingkat Kabupaten Raja Ampat tahun pembinaan 2010/2011. LPI tingkat kabupaten ini sebagai ajang pembinaan dan pencarian bibit prestasi di bidang olahraga sepak bola.
"Saya amat bangga dengan digelarnya Liga Pendidikan Indonesia tingkat Kabupaten Raja Ampat ini, karena ini adalah salah satu sarana pembibitan sepakbola yang sangat baik," ungkap Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M.Si.
Oleh karena itu, harap Drs. Marcus Wanma, M.Si peserta dapat menggunakan moment tersebut sebaik-baiknya dalam rangka pengembangan diri, pembinaan watak dan karakter yang menjunjung tinggi kejujuran dan sportivitas. Diharapakan dari kegiatan tersebut, kata Drs. Marcus Wanma, M.Si akan muncul bibit unggul daerah yang akan memperkuat Persiram sebagai tim sepakbola kebanggan masyarakat Raja Ampat yang mengharumkan nama daerah di event nasional.
Menurut Bupati Marcus Wanma, kompetisi LPI sangat baik karena mencakup tiga aspek penting dalam olahraga, di antaranya pemassalan, pembibitan dan pembinaan. "Karena ketiga aspek ini sudah terpenuhi, maka kompetisi LPI ini patut didukung," tegas Bupati Dr. Marcus Wanma, M.Si
Kendati demikian, Bupati Drs. Marcus Wanma, M.Si mengharapkan agar kompetisi LPI ini tidak dibumbui tawuran. "Saya setuju kalau LPI ini dapat juga dijadikan sarana olah rasa dan olah pikir, bukan cuma olahraga-nya yang dikedepankan. Kalau bisa bermain sepak bola dengan aspek olahrasa dan olah pikir itu, mereka mungkin tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan aturan-aturan yang ada," tegas Marcus Wanma, M.Si usai membuka kegiatan LPI di lapangan Sepak Bola, distrik Waisai Kota belum lama ini.
Bupati juga berharap berharap, agar turnamen liga pendidikan tersebut, dijadikan sebagai motivasi peningkatan SDM dan menanamkan kecintaan terhadap olahraga bagi siswa, dengan mengedepankan sportivitas dan rasa persaudaraan.
 Ketua Panitai LPI tingkat Kabupaten Raja Ampat, salimudin salim menjelaskan LPI ini diikuti pelajar SLTP dan SLTA se-Kabupaten Raja Ampat. Dijelaskannya, selain memperebutkan piala bupati dan wakil bupati, LPI ini juga menjadi ajang seleksi tim yang akan mewakili kabupaten Raja Ampat pada ajang LPI tingkat provinsi dan pusat dalam rangk memperebutkan piala presiden Republik Indonesia. By. Petrus Rabu-Humas Raja Ampat