Rabu, 11 November 2009

RAJA AMPAT, RAJANYA WISATA BAWAH LAUT



Bicara keindahan bawah laut, Raja Ampat adalah rajanya, Kabupaten tang terletak di ujung Barat Pulau Papua ini memiliki taman laut terindah, karena terletak di jatung penyebaran terumbu karang dunia (coral triangle). Berbagai sumber, menenggarai perairan Raja Ampat merupakan salah s...atu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.

Bila Anda penikmat panorama kehidupan bawah laut, coba bandingkan lokasi yang Anda ketahui dengan kawasan laut di Kepulauan Raja Ampat. Selain panorama indah di atas permukaan laut, biota di dalam laut pun menjanjikan keindahan. Berbagai jenis ikan bermacam ukuran dan warna hilir mudik tiada henti. Beraneka ragam karang keras dan lunak menambah semarak kehidupan. Akan tetapi, informasi keindahan alam di sini tidak ditemui dalam buku panduan wisata reguler di Indonesia. Segala cerita dan foto mengenai daerah ini justru berasal dari dunia internet.

Banyak orang asing yang berprofesi sebagai peneliti kehidupan laut, penyelamprofesional, fotografer, atau turis biasa membuat situs tentang kehidupan bawahair laut Raja Ampat. Mereka ratarata terkesan dengan keindahan alam bawah airKepulauan Raja Ampat.

Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalamsebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah baratutara Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempatdiidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.

Dari 450 jenis karang itu, tujuh jenis di antaranya merupakan temuan baru bagi dunia ilmu pengetahuan karang dan belum pernah ditemukan di dunia lain. "Menemukan karang dalam satu kali kunjungan, belum pernah saya temukan selama hidup. Bahkan, belum ada penelitian karang yang dapat menemukan lebih dari 450 jenis karang," tutur Veron.

Serupa dengan Veron, Gerry Allen, ahli ikan karang dan ikan air tawar yang telah bekerja 25 tahun di seluruh dunia, mengaku belum pernah memiliki pengalaman seperti yang diperolehnya di Kepulauan Raja Ampat. Di sana ia menemukan sejumlah keindahan taman laut yang paling indah dan murni dari seluruh taman laut di Indonesia.

"Luar biasa. Baru kali ini saya berhasil menghitung 283 jenis ikan karang
dalam satu kali penyelaman selama 80 menit. Ini adalah rekor tertinggi dalam karier penelitian saya," kata Allen yang telah menulis ratusan buku tentang ikan itu.

Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 535 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1074 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans.

Angka-angka tersebut melebihi hasil temuan dengan metode yang sama di kawasan Milne Bay (Papua Nugini), Pulau Bunaken dan Kepulauan Togean. "Penemuan ini membuktikan dugaan sebelumnya bahwa Raja Ampat menjadi pusat penyebaran karang di dunia," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat J Becky Rahawarin.
Untuk menjaga kelestarian bawah laut Kepulauan Raja Ampat, pemerintah telah menetapkan enam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD), yakni Wayang saying, selat dampier, teluk mayalibit, Kofiau, Ayau-asia, Misoo. KKLD bertujuan sebagai tempat ikan berkembang dan bertelur. Luas KKLD tersebut mencapai, 1,2 juta Ha dan memberikan sumbangan besar bagi upaya pelestarian kehati di Indonesia.

Atas jasanya menginisiasi pembentukan kawasan konservasi laut, Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, M,si mendapat penghargaan sebagai bupati yang peduli konservasi kelautan di Indonesia, penghargaan itu baik berasal dari The Nature Conservancy, maupun pemerintah Indonesia saat World Ocean Confrence (WOC) di Menado belum lama ini. By. Petrus Rabu-HUMAS Raja Ampat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar